JAKARTA. Kebijakan bank sentral Eropa mengeluarkan kucuran stimulus atau quantitative easing (QE) tahun ini juga menguntungkan kebijakan manajemen utang Indonesia. Pemerintah bisa lebih longgar menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing. Tak heran, penerbitan surat berharga negara (SBN) bermata uang euro pun mundur ke semester II. Padahal, pemerintah sebelumnya merencanakan semua surat utang dalam denominasi valuta asing terbit pada semester pertama 2015. Kini setelah ada QE dari The European Central Bank (ECB), utang internasional pemerintah yang terbit semester pertama hanyalah global sukuk dan samurai bond. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan euro bond bisa ditunda tanpa risiko kenaikan suku bunga. Pasalnya, QE ECB menyebabkan banjir likuiditas di Eropa.
Penerbitan euro bond mundur semester II
JAKARTA. Kebijakan bank sentral Eropa mengeluarkan kucuran stimulus atau quantitative easing (QE) tahun ini juga menguntungkan kebijakan manajemen utang Indonesia. Pemerintah bisa lebih longgar menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing. Tak heran, penerbitan surat berharga negara (SBN) bermata uang euro pun mundur ke semester II. Padahal, pemerintah sebelumnya merencanakan semua surat utang dalam denominasi valuta asing terbit pada semester pertama 2015. Kini setelah ada QE dari The European Central Bank (ECB), utang internasional pemerintah yang terbit semester pertama hanyalah global sukuk dan samurai bond. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan euro bond bisa ditunda tanpa risiko kenaikan suku bunga. Pasalnya, QE ECB menyebabkan banjir likuiditas di Eropa.