Penerbitan KIK EBA Bank Mandiri molor



JAKARTA. Rencana penerbitan kontrak investasi kolektif efek beragunan aset (KIK-EBA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) molor hingga awal tahun depan. Padahal sebelumnya perusahaan pelat merah ini optimis produk tersebut akan dirilis paling tidak akhir tahun ini.

"Saat ini kami masih mengkaji sekuritisasi KPR (kredit pemilikan rumah) kami dan juga sekuritisasi surat berharga," kata Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Pahala N. Mansury di Jakarta, Rabu (7/11).

KIK-EBA ini rencananya akan di-bundling dengan obligasi rekapitalisasi (rekap) yang dimiliki perusahaan. Saat ini obligasi rekap yang AFS (available for sale) Mandiri mencapai Rp 54 triliun. "Cash flow untuk KIK-EBA itu salah satunya berasal dari recap bond tersebut," tambahnya.


Penjualan KIK EBA tersebut akan dikhususkan untuk pasar domestik terutama nasabah dana pensiun. Sebagai catatan saja, produk KIK EBA saat ini belum terlalu populer. Bahkan hanya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) saja yang sudah menerbitkan produk ini. Likuiditas perdagangan KIK EBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun masih sepi peminat dan belum terlalu likuid.

Kurang 'lakunya' produk berjenis sekuritisasi aset ini disinyalir karena masih minimnya sosialisasi ke masyarakat. Padahal KIK EBA dapat menjadi salah satu alternatif investor untuk berinvestasi selain saham dan obligasi.

Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), di sepanjang 2012 total sekuritisasi dari empat produk KIK-EBA baru mencapai Rp 1,95 triliun. Keempat produk EBA tersebut adalah Danareksa SMF I-KPR BTN, Danareksa SMF II-KPR BTN, Danareksa BTN01-KPR dan Danareksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: