Penerbitan Masih Minim, OJK Dorong Perusahaan Untuk Terbitkan Sukuk Korporasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan total aset keuangan syariah pasar modal Indonesia mencapai Rp 1.427,46 triliun per Desember 2022. Nilai itu meningkat 15,5% secara tahunan dari Rp 1.235,83 triliun.

Pangsa pasar aset pasar modal syariah mencapai 18,27% pada 2022. Nilai itu paling tinggi dibandingkan perbankan dan industri keuangan nonbank (IKNB) yang masing-masing sebesar 7,09% dan 4,73%. 

Dari jumlah aset pun, pasar modal syariah juga yang paling besar. Aset syariah perbankan mencapai Rp 802,26 triliun. Kemudian aset pasar modal di IKNB sebesar Rp 9,29 triliun. 


Baca Juga: Risiko Likuiditas, Harga Sukuk Ritel Kompak Turun

Fadilah Kartikasasi, Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK menjelaskan kontribusi pasar modal syariah utamanya ditopang oleh penerbitan sukuk pemerintah. 

“Kalau dilihat kontribusi pasar modal kenapa besar karena faktor sukuk negara bukan korporasi,” kata dia dalam media briefing Perkembangan Keuangan Syariah, Selasa (11/4). 

Adapun nilai sukuk korporasi mencapai Rp 42,50 triliun. Kemudian reksadana syariah mencapai Rp 40,61 triliun dan sukuk negara sebesar Rp 1.344,35 triliun. 

Baca Juga: Kepemilikan Asing di SBN Rupiah Bertambah Jadi Rp 821 Triliun, Ini Pendorongnya

Fadilah bilang  sukuk negara memang sudah banyak diterbitkan, tetapi daya serap yang tinggi membuat investor harus berebut. Sedangkan, penerbitan sukuk korporasi masih terbatas. 

Untuk mendorong lebih banyak emiten atau perusahaan untuk menerbitkan sukuk, OJK telah melakukan sejumlah strategi. Mulai dari coaching clinic hingga business matching untuk menggaet perusahaan yang potensial. 

“Dengan Bursa Efek Indonesia, kami juga mengundang perusahaan yang berpotensi, baik emiten maupun calon emiten hingga BUMN,” ucap Fadilah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati