KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi dan sukuk korporasi sepanjang tahun 2023 berjalan menunjukkan penurunan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah penerbitan obligasi dan sukuk korporasi hingga akhir Maret 2023 sebanyak 24 emisi dengan nilai Rp 27,08 triliun. Sementara itu, data periode sama tahun 2022 menunjukkan, jumlah penerbitan obligasi dan sukuk mencapai 38 emisi dengan nilai Rp 42,49 triliun. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan sukuk pada kuartal I-2023 lebih banyak dari perusahaan keuangan seperti bank dan multifinance, sedangkan pada 2022 didominasi sektor keuangan serta properti dan konstruksi.
Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan menilai, penyebab utama turunnya penerbitan obligasi dan sukuk pada kuartal I-2023 adalah kenaikan suku bunga acuan yang terjadi sejak kuartal IV-2022 hingga saat ini. Baca Juga: Penerbitan Obligasi dan Sukuk Korporasi Tunjukkan Penurunan, Ini Penyebabnya Kenaikan suku bunga acuan mendorong kenaikan yield benchmark sehingga cost of fund perusahaan ketika menerbitkan obligasi korporasi relatif lebih mahal dibandingkan kuartal I-2022. "Hal tersebut menyebabkan perusahaan cenderung menahan penerbitan obligasi korporasi," kata Alvaro saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (25/4). Namun, perusahaan keuangan seperti bank dan multifinance cenderung lebih aktif dalam menerbitkan obligasi korporasi karena didukung sejumlah faktor. Untuk multifinance, kenaikan penjualan otomotif meningkatkan kebutuhan pembiayaan. Alhasil, perusahaan multifinance membutuhkan sumber dana untuk menyalurkan pembiayaan tersebut, salah satunya dari surat utang. Sementara bagi perbankan, mayoritas penggunaan dana obligasi adalah untuk penyaluran kredit. Untuk sisa tahun ini, Alvaro melihat akan terjadi tren penurunan penerbitan obligasi dalam hal jumlah nominal nilai dibandingkan tahun lalu. Hal ini seiring dengan lebih tingginya cost of fund untuk penerbitan obligasi dibandingkan tahun 2022.