KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi dan sukuk korporasi masih menjadi salah satu sumber pendanaan favorit emiten. Dari awal 2022 sampai dengan Jumat (18/2), Bursa Efek Indonesia sudah mencatatkan tujuh emisi dengan total nilai Rp 5,11 triliun dari enam emiten. Dalam waktu dekat, masih ada beberapa emiten yang akan menerbitkan obligasi dan sukuk dengan nilai emisi tergolong jumbo. Sebut saja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang masing-masing akan menawarkan obligasi senilai Rp 2,2 triliun dan Rp 1,4 triliun, serta PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang akan menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total nilai Rp 830,5 miliar. Head of Fixed Income PT Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai, ramainya penerbitan obligasi dan sukuk di awal 2022 ini sehubungan dengan ekspektasi para emiten bahwa suku bunga saat ini secara umum cukup rendah. Emiten juga mengantisiapsi peningkatan cost of fund seiring dengan langkah bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Penerbitan Obligasi di Awal 2022 Ramai, Berikut Faktor Pendorongnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi dan sukuk korporasi masih menjadi salah satu sumber pendanaan favorit emiten. Dari awal 2022 sampai dengan Jumat (18/2), Bursa Efek Indonesia sudah mencatatkan tujuh emisi dengan total nilai Rp 5,11 triliun dari enam emiten. Dalam waktu dekat, masih ada beberapa emiten yang akan menerbitkan obligasi dan sukuk dengan nilai emisi tergolong jumbo. Sebut saja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang masing-masing akan menawarkan obligasi senilai Rp 2,2 triliun dan Rp 1,4 triliun, serta PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang akan menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total nilai Rp 830,5 miliar. Head of Fixed Income PT Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai, ramainya penerbitan obligasi dan sukuk di awal 2022 ini sehubungan dengan ekspektasi para emiten bahwa suku bunga saat ini secara umum cukup rendah. Emiten juga mengantisiapsi peningkatan cost of fund seiring dengan langkah bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.