JAKARTA. Prospek penerbitan obligasi korporasi di semester II 2010 tidak lagi sebagus semester I. Calon penerbit kini dihadapkan pada kenyataan inflasi tinggi. Ini bisa berujung pada kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Kondisi itu akan membuat investor meminta kupon obligasi lebih tinggi lagi. Maka, menurut Analis AAA Securities Helmi Therik, kuartal III dan IV ini adalah waktu yang tepat bagi korporat untuk menerbitkan obligasi. Sebab, jika menunda sampai awal 2011, efek inflasi 2010 sudah akan terasa. "Akibatnya, kupon yang diminta investor jauh lebih besar," tuturnya, Jumat (6/8). Menurut prediksi PT Bank Danamon Indonesia Tbk, bank sentral kemungkinan mulai menaikkan BI rate paling cepat pada sekitar Oktober 2010. Besar kenaikannya 0,25% menjadi 6,75%. Jadi, "Kemungkinan pada akhir tahun (2010), BI rate di level 7%," tulis Anton Hendranata, Ekonom Bank Danamon dalam risetnya, Jumat.
Penerbitan Obligasi di Semester II Terhambat Inflasi
JAKARTA. Prospek penerbitan obligasi korporasi di semester II 2010 tidak lagi sebagus semester I. Calon penerbit kini dihadapkan pada kenyataan inflasi tinggi. Ini bisa berujung pada kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Kondisi itu akan membuat investor meminta kupon obligasi lebih tinggi lagi. Maka, menurut Analis AAA Securities Helmi Therik, kuartal III dan IV ini adalah waktu yang tepat bagi korporat untuk menerbitkan obligasi. Sebab, jika menunda sampai awal 2011, efek inflasi 2010 sudah akan terasa. "Akibatnya, kupon yang diminta investor jauh lebih besar," tuturnya, Jumat (6/8). Menurut prediksi PT Bank Danamon Indonesia Tbk, bank sentral kemungkinan mulai menaikkan BI rate paling cepat pada sekitar Oktober 2010. Besar kenaikannya 0,25% menjadi 6,75%. Jadi, "Kemungkinan pada akhir tahun (2010), BI rate di level 7%," tulis Anton Hendranata, Ekonom Bank Danamon dalam risetnya, Jumat.