Penerbitan obligasi JSMR oversubscribed 3,3 kali



JAKARTA. Meski inflasi tinggi, minat investor untuk berinvestasi di surat utang masih cukup tinggi. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengklaim, minat investor yang masuk pada masa penawaran awal (book building) obligasinya mencapai Rp 6,4 triliun. Padahal, JSMR hanya berencana menerbitkan Rp 1,5 triliun. Artinya, penerbitan obligasi JSMR mengalami oversubscribed alias kelebihan permintaan Rp 4,9 triliun atau 3,3 kali. JSMR menawarkan surat utangnya dalam dua seri. Obligasi Jasa Marga XIV seri JM-10 senilai Rp 1 triliun memiliki tingkat bunga 9,35% dan tenor 10 tahun. Lalu, obligasi tanpa bunga (zero coupoun) Jasa Marga I Seri JM-10 senilai Rp 500 miliar bertenor 3 tahun. Sekretaris Perusahaan JSMR Okke Marlina mengungkapkan, penawaran yang masuk untuk obligasi Jasa Marga XIV seri JM-10 mencapai Rp 4 triliun. Sedangkan, penawaran yang masuk untuk obligasi tanpa kupon sekitar Rp 2,5 triliun. Obligasi ini ditawarkan dengan harga sekitar 80 par.Okke menuturkan, pembeli obligasi perusahaannya rata-rata berasal dari institusi seperti bank, asuransi dan aset manajemen. Namun, pembeli terbesar adalah aset manajemen. Okke juga menegaskan, kendati penawaran investor cukup besar, JSMR tidak akan menambah nilai penerbitan obligasi baru ini. I Made Adi Saputra, analis NC Securities, menduga. minimnya pasokan obligasi korporasi di pasar saat ini membuat penawaran terhadap obligasi JSMR membludak. Apalagi yield Surat Utang Negara (SUN) sudah sangat rendah. Itu sebabnya, lanjut Made, investor mencari alternatif lain untuk berinvestasi. Menurut Made, momentum penerbitan obligasi JSMR cukup tepat. Selain yield SUN yang rendah, pasokan obligasi dari BUMN juga sepi. "November nanti Danareksa akan menjual obligasi. Tapi nilainya hanya Rp 600 miliar," ujarnya. Made juga bisa memahami jika perusahaan aset manajemen lebih melirik obligasi JSMR bertenor 3 tahun. Di samping harganya diskon, perusahaan aset manajemen juga akan mudah untuk mengemasnya dalam bentuk reksadana proteksi. "Harga obligasi tanpa kupon juga cenderung naik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: