Penerbitan Obligasi Korporasi Dinilai Cukup Positif di Tengah Era Suku Bunga Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski era suku bunga tinggi berlanjut, penerbitan obligasi korporasi dinilai masih cukup positif saat ini.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Alvaro Ihsan, mengatakan, penerbitan obligasi saat ini masih cukup aktif, mengingat keperluan perusahaan dalam melakukan refinancing atas liabilitasnya meskipun suku bunga saat ini masih tinggi.

"Beberapa perusahaan juga melakukan issuance obligasi korporasi untuk keperluan modal kerja dan investasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/6).


Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sejumlah emiten akan menerbitkan obligasi, seperti PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Baca Juga: Era Suku Bunga Tinggi Diprediksi Tekan Penerbitan Obligasi Korporasi

Namun memang, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit korporasi tumbuh 1,38% di Mei 2024 menjadi Rp 3.882,4 triliun dari bulan April 2024.

Sementara berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah nilai penerbitan obligasi korporasi turun 1,29% menjadi Rp 420,3 triliun dari bulan sebelumnya Rp 421,59 triliun. 

Namun dari jumlah efek, KSEI mencatat ada penambahan di Mei menjadi 766 efek dari bulan April 2024 sebanyak 759 efek.

Di tengah kondisi suku bunga yang tinggi, investor dapat meraih peluang memasuki yield yang lebih tinggi di pasar obligasi korporasi. "Namun, perlu memperhatikan kondisi fundamental & rating kredit dari emiten terkait," sambungnya.

Baca Juga: Produk Investasi Beri Kontribusi Positif Terhadap Kinerja Perusahaan Asuransi

Obligasi yang memiliki fundamental yang baik tentu berada di kisaran rating AAA hingga AA. Saat ini memiliki spread terhadap SBN untuk tenor 3 tahun sebesar 60-66bps untuk AAA dan 118-122 bps untuk AA.

"Risiko terdapat pada obligasi korporasi dengan rating yang rendah karena suku bunga yang tinggi akan berdampak pada penurunan profil kredit, termasuk kemampuan membayar beban keuangan dan nominal jatuh tempo," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli