Penerbitan Obligasi Korporasi Diproyeksi Naik Jadi Rp 155 Triliun di Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menargetkan penerbitan surat utang (obligasi) korporasi naik di tahun 2024. Asal tahu saja, penerbitan obligasi korporasi di tahun lalu sebesar Rp 130,08 triliun.

Pefindo pun menyebut, obligasi korporasi di tahun 2024 diproyeksikan berada dalam kisaran Rp 148,15 triliun hingga Rp 169,05 triliun, dengan titik tengah berada di Rp 155,46 triliun.

Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto optimistis, target tersebut bisa tercapai di tahun ini karena didorong oleh sejumlah faktor yaitu, kebutuhan refinancing perusahaan akan lebih tinggi pada tahun 2024.


Terindikasi, dari nilai surat utang korporasi yang jatuh tempo pada tahun 2024 senilai Rp 153,1 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang senilai Rp 126,9 triliun.

Baca Juga: Menilik Aksi Korporasi Sejumlah Multifinance di 2024, Penerbitan Surat Utang Semarak?

Kemudian, dia menyebutkan faktor lainnya yaitu, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih akan terjaga di kisaran 50% seiring dengan adanya penyelenggaraan Pemilu, sehingga terus akan menjaga konsumsi di level yang solid, dan akan mendorong penerbitan di tahun ini.

“Lalu juga ada dorongan dari aktivitas kampanye saat menjelang Pemilu, sehingga membuat permintaan sektor riil tetap kuat dan stabil, yang mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar pada 4,8%  hingga 5,2% , dengan inflasi pada rentang 2,0% hingga 3,5%,” ujarnya dalam acara Media Forum Pefindo, Selasa (13/2).

Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa faktor pendorong selanjutnya adalah likuiditas lembaga keuangan yang semakin ketat. Dengan begitu, membuat bunga pinjaman yang ditawarkan lebih mahal dan mendorong permintaan akan sumber pembiayaan alternatif, salah satunya yakni melalui penerbitan surat utang.

Darto mengatakan, surat utang korporasi jatuh tempo pada 2024 diprediksi masih akan didominasi oleh perusahaan sektor multifinance senilai Rp 26,3 triliun, kemudian sektor perbankan senilai Rp 24,7 triliun.

Selain itu, juga terdapat sektor telekomunikasi sebesar Rp 14,1 triliun, sektor lembaga keuangan khusus senilai Rp 14,0 triliun. Adapun untuk sektor pembiayaan non multifinance senilai Rp 12,1 triliun. 

Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan ke Sektor Hijau Memiliki Potensi yang Besar

“Kami masih memproyeksikan bahwa pemain-pemain dari sektor yang biasanya menyumbang penerbitan paling besar yaitu, multifinance dan perbankan dan masih akan mendominasi. Kemudian telekomunikasi dan sektor lembaga keuangan khusus, serta pembiayaan non multifinance,” ungkapnya.

Untuk diketahui, total penerbitan dari Januari hingga November 2023 sebesar Rp 120,6 triliun, dengan rincian diterbitkan oleh perusahaan BUMN total senilai Rp 36,07 triliun dan diterbitkan oleh perusahaan non-BUMN total senilai Rp 84,52 triliun.

“Angka tersebut terpantau lebih rendah sekitar 22,71% YoY dibandingkan Rp 156,04 triliun pada periode yang sama tahun 2022 lalu,” kata dia.

Adapun Pefindo menghimpun total penerbitan baru di bulan Desember 2023 sebesar Rp 11,03 triliun. Dengan demikian, total penerbitan surat utang korporasi nasional di tahun 2023 lalu sekitar Rp 131 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari