JAKARTA. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, seharusnya obligasi syariah dalam negeri bisa lebih berkembang. Namun, hingga pengujung tahun ini, baru ada 15 seri sukuk korporasi dari sembilan emiten yang terbit, dengan total nilai Rp 4,29 triliun. Tapi, pasar obligasi syariah tahun depan bakal lebih marak. Nicodimus Anggi Kristiantoro, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), bilang, ada beberapa faktor yang membuat penerbitan sukuk di 2017 lebih banyak. Pertama, stabilitas ekonomi dalam negeri yang bisa meredam gejolak global. Kedua, posisi Indonesia sebagai negara penerbit sukuk terbesar dalam dollar AS. Ketiga, kemungkinan Standard & Poor’s (S&P) mengerek peringkat investasi Indonesia yang membuat kepercayaan investor asing naik.
Penerbitan obligasi syariah kian marak di 2017
JAKARTA. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, seharusnya obligasi syariah dalam negeri bisa lebih berkembang. Namun, hingga pengujung tahun ini, baru ada 15 seri sukuk korporasi dari sembilan emiten yang terbit, dengan total nilai Rp 4,29 triliun. Tapi, pasar obligasi syariah tahun depan bakal lebih marak. Nicodimus Anggi Kristiantoro, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), bilang, ada beberapa faktor yang membuat penerbitan sukuk di 2017 lebih banyak. Pertama, stabilitas ekonomi dalam negeri yang bisa meredam gejolak global. Kedua, posisi Indonesia sebagai negara penerbit sukuk terbesar dalam dollar AS. Ketiga, kemungkinan Standard & Poor’s (S&P) mengerek peringkat investasi Indonesia yang membuat kepercayaan investor asing naik.