KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan reksadana baru di tahun ini berpotensi menurun. Di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi, para manajer investasi cenderung lebih banyak menerbitkan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap daripada reksadana berbasis saham dan reksadana terproteksi. Berdasarkan data Infovesta Utama, 11 produk reksadana baru meluncur di sepanjang Mei hingga Jumat (21/5). Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan saat ini peluncuran rekadana baru berjenis reksadana pasar uang dan rekadana pendapatan tetap akan lebih banyak dibanding reksadana jenis lain. Penyebabnya, minat masyarakat di tengah tekanan ekonomi cenderung beralih ke aset yang risikonya rendah. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich juga mengatakan dalam menerbitkan produk reksadana baru di tahun ini faktor yang dipertimbangkan adalah kebutuhan investor saat ini.
Penerbitan produk reksadana baru tahun ini berpotensi turun, simak penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan reksadana baru di tahun ini berpotensi menurun. Di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi, para manajer investasi cenderung lebih banyak menerbitkan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap daripada reksadana berbasis saham dan reksadana terproteksi. Berdasarkan data Infovesta Utama, 11 produk reksadana baru meluncur di sepanjang Mei hingga Jumat (21/5). Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan saat ini peluncuran rekadana baru berjenis reksadana pasar uang dan rekadana pendapatan tetap akan lebih banyak dibanding reksadana jenis lain. Penyebabnya, minat masyarakat di tengah tekanan ekonomi cenderung beralih ke aset yang risikonya rendah. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich juga mengatakan dalam menerbitkan produk reksadana baru di tahun ini faktor yang dipertimbangkan adalah kebutuhan investor saat ini.