Penerbitan Samurai Bond Jadi Langkah Tepat untuk Diversifikasi Utang Pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond pada Kamis (2/6).

Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, diketahui bahwa pemerintah menerbitkan Samurai Bonds dengan nilai sebesar JPY 81 miliar dalam empat seri. Keempat seri tersebut adalah RIJPY0625, RIJPY0627, RIJPY0629, dan  RIJPY0632.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengungkapkan, penerbitan samurai bond merupakan sebagai salah satu langkah pemerintah dalam mencari alternatif pendanaan. Di tengah volatilitas pasar keuangan akibat kebijakan pengetatan moneter secara global dan masih berlanjutnya ketegangan geopolitik, penerbitan ini jadi salat cara tersebut.


“Selain itu, penerbitan ini juga sebagai salah satu strategi diversifikasi sumber pembiayaan dari mata uang yang berbeda untuk meminimalkan risiko fluktuasi mata uang ke depan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/6).

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Samurai Bond Sebesar 81 Miliar Yen

Praska menambahkan, saat ini tren credit default swap (CDS) obligasi pemerintah 5 tahun sudah relatif mereda ke level 105 bps setelah sebelumnya sempat menyentuh 125 bps. Hal tersebut sejalan dengan spread yield 10 tahun obligasi pemerintah Indonesia terhadap yield 10 tahun obligasi pemerintah Jepang yang sudah menurun di bawah 700 bps.

Di satu sisi, ia melihat penerbitan pada kondisi saat ini dapat memberikan dampak berupa ekspektasi yield yang lebih tinggi pada Samurai Bond tersebut mengingat di tengah tren pengetatan moneter berbagai bank sentral dunia.

Walau begitu, hal tersebut diyakini Praska masih cukup wajar jika dilihat dari waktu penerbitan. Pasalnya, meskipun spread yield obligasi pemerintah Indonesia terhadap obligasi pemerintah Jepang mulai kembali naik, namun masih berada di rata-rata jangka panjang di kisaran 700 bps.

Lebih lanjut, Praska melihat penerbitan Samurai Bond tersebut tidak akan memberikan dampak yang signifikan pada pasar SBN domestik. Menurutnya, saat ini, kondisi pasar SBN lebih dipengaruhi oleh kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate.

“Apalagi, jumlah penerbitan Samurai Bond kali ini yang sebesar JPY 81 miliar juga menjadi yang terendah dalam 7 tahun terakhir,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari