Penerbitan Samurai Bonds jumbo, Kemkeu: Investor Jepang makin percaya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah resmi menerbitkan surat utang negara dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang alias Samurai Bonds, Kamis (16/5) lalu.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu melaporkan, penerbitan Samurai Bonds itu senilai 177 miliar yen yang terbagi ke dalam enam seri.

Dirjen DJPPR Luky Alfirman mengakui, penerbitan Samurai Bonds tahun ini terbilang besar. Tahun lalu, Indonesia menerbitkan Samurai Bonds hanya sebesar 100 miliar yen.


"Ini termasuk besar karena memang kondisi market lebih bagus, demand juga lebih bagus, makanya penerbitannya besar tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id.

Luky juga menjelaskan, penerbitan Samurai Bonds pada pertengahan Mei ini menyesuaikan dengan momentum awal tahun fiskal di Jepang yang dimulai pada April-Mei setiap tahunnya.

Biasanya pada periode inilah likuiditas pasar di Jepang masih besar dan investor cenderung berburu instrumen untuk menempatkan dananya.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Loto Srinaita Ginting menambahkan, kepercayaan investor Jepang yang meningkat terhadap Samurai Bonds juga ditunjukkan oleh adanya minat pada tenor yang lebih panjang.

Asal tahu saja, tahun ini untuk pertama kali Indonesia menerbitkan Samurai Bonds dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun.

Bahkan, tenor 15 dan 20 tahun merupakan tenor Samurai Bonds terpanjang yang diterbitkan oleh negara di Asia.

Pencapaian tersebut memperpanjang rata-rata jatuh tempo Samurai Bonds dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan memperluas jenis investor yang berpartisipasi pada penerbitan ini.

"Kita tawarkan karena ada indikasi kebutuhan investor. Selain itu ada juga pertimbangan kebutuhan, serta kewajaran yield yang diminta klop, akhirnya kita bisa penuhi," kata Loto pada kesempatan yang sama.

Meningkatnya kepercayaan investor terhadap Samurai Bonds, menurut Loto, lantaran pemerintah konsisten menerbitkan instrumen surat utang valas ini sejak 2009.

Meski peringkat kredit Indonesia belum mencapai single A seperti yang umumnya menjadi preferensi investor Jepang, namun permintaan Samurai Bonds kian bertambah setiap tahunnya.

"Mereka lihat kita konsisten ada di pasar, kebijakan fiskal dan pembiayaan kita juga dinilai baik, dan hasil pemilu yang relatif positif membuat investor confident," terang Loto.

Investor yang masuk ke Samurai Bonds bertenor panjang tersebut, ungkap Loto, terdiri dari institusi asuransi dan institusi lainnya yang masuk dalam kategori Others. Antara lain, perusahaan yang memiliki beban utang tetap dalam jangka waktu panjang.

"Kebanyakan investor baru yang masuk tenor panjang ini. Mereka biasanya perusahaan yang membutuhkan aset pendapatan tetap seperti Samurai Bonds untuk menjaga keamanan arus kas dalam jangka 15-20 tahun ke depan," jelasnya.

Adapun selanjutnya, pemerintah mempersiapkan penerbitan SUN valas berdenominasi Euro. Namun, Loto tak menyebut kapan pastinya penerbitan Euro Bonds akan dilakukan.

"Kalau marketnya favorable, bisa saja di semester satu ini. Terbuka saja, kita lihat situasinya," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto