KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman pihaknya akan memangkas penerbitan surat berharga negara (SBN) 2021, seiring dengan kondisi ekonomi saat ini. Khususnya untuk SBN di periode Februari dan Maret tahun ini. Adapun langkah penyesuaian pembiayaan lainnya yakni optimalisasi penggunaan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) tahun anggaran 2020. Kemudian, pergeseran penarikan utang valas, baik SBN valas maupun pinjaman program dengan memanfaatkan peluang di pasar global. Lalu, dukungan peran Bank Indonesia (BI) sebagai stand-by buyer SBN. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan tentunya pengurangan penerbitan SBN tahun ini sejalan dengan SILPA 2020 sebesar Rp 80 triliun hingga Rp 100 triliun, sehingga bisa mengurangi tekanan fiskal tahun ini.
Biarpun ada SILPA dan penerbitan SBN bisa dipangkas, Faisal menilai secara nominal pengurangan utang negara tersebut sulit untuk ditetapkan saat ini. Meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah terlihat, tapi ekonomi Indonesia tengah berlomba dengan negara-negara lain untuk pulih lebih cepat. Baca Juga: SBN tembus Rp 365 triliun, pemerintah lakukan penyesuaian