KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperbesar porsi penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel di tahun depan setelah hasil penjualan di tahun ini di bawah target indikatif. Hal ini sebagai salah satu pembiayaan untuk menutup defisit anggaran tahun depan. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, tahun depan pemerintah kembali menerbitkan sukuk ritel (sukri) dan obligasi ritel (ORI) di tahun depan. Satu lagi obligasi ritel yang akan diterbitkan pemerintah, yaitu obligasi ritel online. "Rencananya (penerbitannya) 6%-8% dari penerbitan SBN bruto 2018," kata Luky, Senin (18/12) lalu. Dengan penerbitan SBN bruto tahun depan mencapai Rp 846,4 triliun, maka jumlah penerbitan SBN ritel tahun depan mencapai Rp 50,8 triliun-Rp 67,7 triliun.
Penerbitan SBN ritel 2018 diperbesar capai Rp 67 T
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperbesar porsi penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel di tahun depan setelah hasil penjualan di tahun ini di bawah target indikatif. Hal ini sebagai salah satu pembiayaan untuk menutup defisit anggaran tahun depan. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, tahun depan pemerintah kembali menerbitkan sukuk ritel (sukri) dan obligasi ritel (ORI) di tahun depan. Satu lagi obligasi ritel yang akan diterbitkan pemerintah, yaitu obligasi ritel online. "Rencananya (penerbitannya) 6%-8% dari penerbitan SBN bruto 2018," kata Luky, Senin (18/12) lalu. Dengan penerbitan SBN bruto tahun depan mencapai Rp 846,4 triliun, maka jumlah penerbitan SBN ritel tahun depan mencapai Rp 50,8 triliun-Rp 67,7 triliun.