JAKARTA. Penerbitan sukuk korporasi saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan instrumen surat utang lain. Padahal, sukuk korporasi bisa menjadi aset dasar yang menarik untuk instrumen investasi di pasar modal, khususnya produk investasi berbasis syariah. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Etty Retno Wulandari menuturkan, sukuk korporasi sebagai aset dasar syariah dapat menjadi nilai lebih bila dibandingkan obligasi konvensional. Sehingga, investor akan lebih nyaman bertransaksi di pasar modal. Berdasarkan data Bapepam-LK, nilai nominal sukuk korporasi yang beredar sampai saat ini baru sekitar Rp 6,12 triliun. "Jumlahnya baru sekitar 5% dari total surat utang korporasi," sebut Etty, kemarin (25/4).
Penerbitan sukuk korporasi masih minim
JAKARTA. Penerbitan sukuk korporasi saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan instrumen surat utang lain. Padahal, sukuk korporasi bisa menjadi aset dasar yang menarik untuk instrumen investasi di pasar modal, khususnya produk investasi berbasis syariah. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Etty Retno Wulandari menuturkan, sukuk korporasi sebagai aset dasar syariah dapat menjadi nilai lebih bila dibandingkan obligasi konvensional. Sehingga, investor akan lebih nyaman bertransaksi di pasar modal. Berdasarkan data Bapepam-LK, nilai nominal sukuk korporasi yang beredar sampai saat ini baru sekitar Rp 6,12 triliun. "Jumlahnya baru sekitar 5% dari total surat utang korporasi," sebut Etty, kemarin (25/4).