Penerbitan SUN dihentikan



JAKARTA. Pemerintah berencana menghentikan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sampai akhir 2013. Alasannya, kebijakan fiskal ketat yang dijalankan pemerintah membuat defisit lebih kecil dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Robert Pakpahan menjelaskan, sampai 31 Oktober 2013 realisasi penerbitan SBN sudah 91,5% dari target APBN-P 2013. Dalam hitungan Kementerian Keuangan, penerbitan SBN tinggal tersisa Rp 17 triliun dari total target penerbitan sepanjang tahun ini sebesar Rp 231,8 triliun.

"Tetapi karena defisit yang dibawah target, kami akan bicarakan untuk tidak menerbitkan semuanya," ujar Robert Pakpahan kepada KONTAN, Selasa (12/11).


Berdasarkan catatan Kemkeu, sampai 31 Oktober 2013 realisasi defisit anggaran baru Rp 139,5 triliun, atau 62,2% perkiraan defisit seperti ditulis dalam APBN-P 2103. Realisasi defisit yang rendah ini terjadi karena pemerintah juga lambat dalam membelanjakan bujet. Sampai akhir Oktober 2013 belanja baru Rp 1.238 triliun atau setara 71,7% dari APBN-P 2013. Sementara realisasi pendapatan negara Rp 1.098,4 triliun atau 73,1%.

Rencana pemerintah menghentikan penerbitan SBN sampai akhir tahun didukung oleh Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih. Lana menilai, idealnya saat ini pemerintah tidak perlu lagi menerbitkan SBN kalau kebutuhan anggaran sudah cukup. Kalaupun penerbitan dilanjutkan, pemerintah bisa saja mempercepat penerbitan sisa SBN tahun ini, agar imbal hasil yang dibayar pemerintah masih bisa murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie