Penerbitan SUN valas jadi langkah pemerintah dalam mendiversifikasi pengelolaan utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan SUN dalam valuta asing (valas) sebesar US$ 1,65 miliar dan EUR 500 juta.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai, penerbitan SUN valas ini merupakan langkah yang positif. Dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan euro, maka pemerintah juga melakukan diversifikasi dalam pengelolaan utang mereka.

“Dengan denominasi non-rupiah, maka penerbitan SUN valas bisa menarik basis investor yang lebih luas. Hal ini pada akhirnya bisa membuat pemerintah untuk menekan yield lebih rendah dan mengurangi beban, di mana ini tercermin dari keberhasilan pemerintah menekan initial price guidance sebesar 35 basis poin,” jelas Dimas kepada Kontan.co.id, Kamis (22/7). 


Sementara jika dilihat dari sisi risiko, Dimas menyebut penerbitan kali ini masih terukur dan sesuai dengan perhitungan pemerintah di tengah penguatan dolar AS belakangan ini. Namun, menurutnya, penguatan dolar AS lebih tidak akan berlangsung lama dan kondisi rupiah pun sebenarnya masih aman.

Baca Juga: Analis: Penerbitan SUN valas kedua di tahun ini akan memberi dampak positif

Apalagi, ia bilang saat ini pemerintah masih punya banyak peluru jika diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan. Ini tercermin dari pemerintah yang belum melakukan intervensi dalam dua-tiga bulan ke belakang. 

“Selain itu, cadangan devisa kita juga tinggi sehingga amunisi pemerintah untuk intervensi masih beragam. Namun saya rasa hal itu tidak diperlukan, mengingat pelemahan rupiah sejauh ini masih sesuai dengan guidance pemerintah dan volatilitasnya belum terlalu tinggi,” jelas Dimas.

Asal tahu saja, dalam penerbitan SUN valas kali ini, pemerintah berhasil menekan initial price guidance 35 basis poin (bps) pada tenor 10 tahun, 30 tahun, dan 50 tahun. Adapun, pemerintah mematok yield sebesar 2,2% untuk tenor 10 tahun dengan nilai penerbitan sebesar US$ 600 juta.

Sementara untuk tenor 30 tahun, pemerintah mematok yield 3,10% dengan nilai sebesar US$ 750 juta. Lalu, untuk tenor 50 tahun, pemerintah mematok yield 3,55% dengan nilai US$ 300 juta. Hal tersebut menorehkan capaian yield terendah untuk tenor 50 tahun yang pernah diterbitkan Pemerintah. Sedangkan untuk SUN berdenominasi euro, yieldnya sebesar 1,068% dengan tenor 8 tahun. 

Selanjutnya: Pemerintah akan tarik utang baru Rp 323,4 triliun di kuartal II-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi