Penerbitan surat utang yang mendapat rating Pefindo mencapai Rp 29,22 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 13 Mei 2019, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang yang Pefindo memberi peringkat mencapai Rp 29,22 triliun.

Sementara, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di periode yang sama jumlah penerbitan surat utang nasional mencapai Rp 36,41 triliun.

Dari jumlah tesebut, jenis surat utang yang paling banyak para emiten luncurkan adalah obligasi dengan jumlah Rp 26,57 triliun secara nasional dan Rp 20,63 triliun yang Pefindo beri peringkat.


Sementara, jumlah penerbitan medium term notes (MTN) secara nasional sebesar Rp 5,1 triliun dan Rp 4,6 triliun yang Pefindo beri rating.

Selanjutnya secara nasional, jumlah penerbitan sukuk dan sekuritisasi mencapai Rp 4,31 triliun dan Rp 432 miliar. Sedangkan, jumlah penerbitan sukuk dan sekuritisasi yang mendapat rating dari Pefindo berjumlah Rp 3,56 triliun dan Rp 423 miliar.

Fikri C. Permana, ekonom Pefindo memproyeksikan pertumbuhan surat utang korporasi di kuartal II 2019 akan stabil cenderung stagnan karena masih tertahan oleh sentimen perang dagang AS dan China serta kondisi politik setelah pemilu.

"Sikap penerbit surang utang di kuartal II 2019 cenderung wait and see, dan pertumbuhan surat utang korporasi cenderung stagnan atau sama seperti di kuartal I," kata Fikri, Rabu (15/5).

Sikap berhati-hati tersebut muncul karena pergerakan yield masih belum stabil dan ruang suku bunga acuan Bank Indonesia untuk bergerak turun masih terbuka.

Namun, per 13 Mei, Pefindo telah menerima mandat penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 52,67 triliun. Secara rinci, jumlah mandat penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 20,75 triliun, rencana realisasi PUB Rp 14,33 triliun, MTN senilai Rp 6,09 triliun, sukuk senilai Rp 7,96 triliun dan oligasi senilai Rp 3,53 triliun.

Dari mandat tersebut sektor yang paling banyak menerbitkan adalah sektor pembiayaan, selanjutnya ada bank, properti, konstruksi, electricity, dan manufacturing. Secara total dari mandat tersebut ada 47 perusahaan yang terdaftar.

Fikri menganalisis jumlah obligasi yang jatuh tempo di tahun ini mencapai Rp 113 triliun. "Secara historis sebesar 50% obligasi akan melakukan refinancing sehingga tabungan penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 65 triliun di tahun ini," kata Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat