KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perkembangan penerima vaksin Covid-19 booster atau dosis ketiga di Indonesia hingga 8 Maret 2022 masih sedikit. WHO meminta masyarakat yang telah memenuhi syarat segera mendapatkan vaksin Covid-19 booster. Apa saja manfaat vaksin Covid-19 booster? Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, penerima vaksin Covid-19 dosis ke-1 bertambah 194.941 dengan totalnya melebihi 192 juta atau 192.263.704 orang pada 8 Maret 2022. Sedangkan penerima vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 bertambah 566.367 dengan totalnya melebihi 148 juta atau tepatnya 148.587.718 orang. Serta penerima vaksinasi Covid-19 dosis ke-3 atau booster bertambah 360.196 dengan totalnya melebihi 12,8 juta atau 12.847.312 orang. Sementara target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.
Program vaksin Covid-19 booster di Indonesia sudah dimulai sejak 12 Januari 2022. Setelah hampir dua bulan berjalan, penerima vaksin Covid-19 booster belum mencapai 10% dari target. Dilansir dari Kompas.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini meminta masyarakat di seluruh dunia untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster. Hal itu disampaikan oleh kelompok ahli yang dibentuk WHO, di tengah penularan varian Omicron yang tinggi. Pihaknya pun mendukung penuh akses terhadap vaksinasi Covid-19 dosis lengkap, dan mendesak pemberian vaksin booster kepada masyarakat. Akan tetapi, pengumuman tersebut berkebalikan dengan badan PBB yang mengungkapkan bahwa vaksin booster tidak diperlukan, dan bisa menimbulkan rasa ketidakadilan di antara banyak negara. Times of India pada Selasa (8/3/2022) memberitakan bahwa vaksinasi Covid-19 dua dosis, termasuk pemberian booster, sangat diperlukan bagi kelompok yang berisiko tinggi mengalami penyakit parah akibat infeksi virus corona. Misalnya pada lansia, anak-anak, dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid).
Baca Juga: Aturan Perjalanan Pesawat, Kereta Api dll Tak Wajib Tes PCR & Antigen, Ini Syaratnya WHO berkata, kelompok ahlinya menyimpulkan penyuntikan vaksin Covid-19 terbukti memberikan perlindungan tingkat tinggi, terhadap keparahan penyakit, hingga kematian. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebelumnya juga sempat menyerukan untuk menunda vaksinasi booster lantaran masih banyak negara yang kesulitan mengakses vaksin primer. Tedros bahkan meminta agar negara-negara kaya untuk segera menyumbangkan vaksin yang tersedia kepada negara miskin. Namun demikian, pihaknya menyebutkan bahwa pada saat itu mereka masih mengevaluasi data yang masuk, terkait dengan ketersediaan dan kebutuhan vaksin primer ataupun booster. Sehingga, mereka menilai inilah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk segera menerima suntikan vaksin dosis ketiga. Efektivitas vaksin Covid-19 booster Vaksin booster diketahui mampu untuk mencegah keparahan penyakit, rawat inap, hingga kematian pada pasien Covid-19. Beberapa penelitian juga menunjukkan pemberian booster setelah dosis kedua, dapat membantu meningkatkan kekebalan, dan melindungi dari infeksi Covid-19 yang berat. Dicontohkan, program vaksin booster di berbagai negara termasuk Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat telah berhasil mencegah lonjakan infeksi Omicron di rumah sakit, maupun kematian pasien. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menjelaskan vaksinasi booster terbukti dalam meningkatkan efektivitas titer antibodi. Artinya, proteksi kita terhadap virus corona menjadi bertambah. Selain vaksinasi Covid-19, Nadia juga menyampaikan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak masih diperlukan untuk mencegah penularan virus. WHO memantau penyebaran Omicron siluman Varian Omicron siluman yang disebut sebagai BA.2, kini tengah dipantau oleh WHO berkaitan dengan penyebarannya secara global. Sebab, sejumlah data mencatat BA.2 menyebabkan infeksi ulang (reinfeksi) pada seseorang yang sudah terinfeksi Omicron sebelumnya.
Selain BA.2, WHO juga masih melihat karakteristik dari varian Omicron termasuk garis keturunan lainnya. Beberapa peneliti juga tengah mengamati apakah subvarian BA.2 menyebabkan penyakit yang lebih parah. Di sisi lain, vaksin Covid-19, kata WHO, tampaknya masih efektif untuk melawan virus tersebut. “Sejak itu (virus corona pertama kali diidentifikasi di Wuhan), ada evolusi virus yang berkelanjutan dan substansial, serta ada kemungkinan evolusi ini akan berlanjut, lalu menghasilkan varian baru,” ujar WHO. Mereka tidak menutup kemungkinan vaksin virus corona yang ada saat ini, perlu untuk diperbarui, serta disesuaikan dengan kondisi terkini. Itulah perkembangan penerima vaksin Covid-19 dan booster di Indonesia, serta manfaatnya untuk mencegah Omicron. Jika Anda belum vaksin booster, segera kunjungi layanan kesehatan penyedia program vaksinasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto