JAKARTA. Meski nilai ekspor-impor Indonesia hingga semester pertama 2013 cenderung turun, hal itu tidak membuat penerimaan negara dari bea dan cukai jauh dari target. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat, hingga semester pertama 2013, realisasi penerimaan negara dari sektor bea dan cukai sudah mencapai Rp 86,65 triliun. Jika di rinci, dari total pendapatan bea dan cukai itu, sebesar Rp 17,36 triliun berasal dari bea masuk. Sementara dari sisi bea keluar, jumlah duit yang disedot negara mencapai Rp 8,7 triliun, dan penerimaan paling besar berasal dari sektor cukai yang mencapai 61,21 triliun. Untuk penerimaan cukai, paling besar diperoleh dari cukai tembakau mencapai Rp 58,75 triliun atau 95,97% dari total pendapatan cukai. Sisanya berasal dari cukai minuman mengandung etil alkohol sebesar Rp 2,36 triliun, dan cukai etil alkohol sebesar Rp 0,89 triliun. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, pada Kementerian Keuangan RI, Susiwijono Moegiarso mengatakan, target penerimaan bea dan cukai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013 sebesar Rp 153,15 triliun. Jika dibandingkan dengan realisasi hingga akhir Juli ini, maka realisasi pemerintah baru mencapai sekitar 57,50%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target penerimaan bea dan cukai hingga Juli, baru sebesar 97% saja. Susiwijono menjelaskan, hanya penerimaan dari sisi cukai saja yang mampu mencapai target. Bahkan, untuk cukai diperkirakan bisa melampaui target di tahun ini. Sebab, diperkirakan produksi rokok akan melonjak menjelang akhir tahun nanti, atau sepanjang semester dua ini.
Penerimaan bea cukai di semester I Rp 86 triliun
JAKARTA. Meski nilai ekspor-impor Indonesia hingga semester pertama 2013 cenderung turun, hal itu tidak membuat penerimaan negara dari bea dan cukai jauh dari target. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat, hingga semester pertama 2013, realisasi penerimaan negara dari sektor bea dan cukai sudah mencapai Rp 86,65 triliun. Jika di rinci, dari total pendapatan bea dan cukai itu, sebesar Rp 17,36 triliun berasal dari bea masuk. Sementara dari sisi bea keluar, jumlah duit yang disedot negara mencapai Rp 8,7 triliun, dan penerimaan paling besar berasal dari sektor cukai yang mencapai 61,21 triliun. Untuk penerimaan cukai, paling besar diperoleh dari cukai tembakau mencapai Rp 58,75 triliun atau 95,97% dari total pendapatan cukai. Sisanya berasal dari cukai minuman mengandung etil alkohol sebesar Rp 2,36 triliun, dan cukai etil alkohol sebesar Rp 0,89 triliun. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, pada Kementerian Keuangan RI, Susiwijono Moegiarso mengatakan, target penerimaan bea dan cukai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013 sebesar Rp 153,15 triliun. Jika dibandingkan dengan realisasi hingga akhir Juli ini, maka realisasi pemerintah baru mencapai sekitar 57,50%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target penerimaan bea dan cukai hingga Juli, baru sebesar 97% saja. Susiwijono menjelaskan, hanya penerimaan dari sisi cukai saja yang mampu mencapai target. Bahkan, untuk cukai diperkirakan bisa melampaui target di tahun ini. Sebab, diperkirakan produksi rokok akan melonjak menjelang akhir tahun nanti, atau sepanjang semester dua ini.