Penerimaan Bea Cukai Telah Mencapai 78,1%



JAKARTA. Meski aktivitas ekspor impor melesu akibat krisis keuangan global, penerimaan negara dari sektor bea dan cukai tahun ini tetap mengalir deras.

Data Departemen Keuangan (Depkeu) menyebut, sampai 7 Oktober 2009 lalu, penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai sudah mencapai Rp 56,32 triliun atau 78,1% dari target yang dipatok di APBN-P 2009 sebesar Rp 72,05 triliun.Persisnya, penerimaan cukai sebanyak Rp 42,45 triliun atau 77,8% dari target Rp 54,54 triliun. Adapun penerimaan bea masuk sudah mencapai Rp 13,32 triliun atau 82,6% dari target Rp 16,12 triliun. "Masih aman," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, kemarin (19/10). Yang agak mengkhawatirkan adalah penerimaan bea keluar yang baru Rp 547,49 miliar atawa hanya 39,1% dari target Rp 1,39 triliun. "Kami akan mengamankan lewat policy (kebijakan), antara lain bea keluar minyak kelapa sawit mentah (CPO)," ujar Anwar.Sebelumnya, Anwar menyatakan, lembaganya akan meminta Menteri Perdagangan untuk meninjau kembali penentuan harga patokan ekspor alias HPE CPO, yang Agustus 2009 lalu sebesar US$ 1.106 per metrik ton (MT) atau turun US$ 38 ketimbang Juli lalu. Idealnya, imbuhnya, HPE minyak sawit mentah mengikuti harga CPO dunia, hingga lebih riil dan rasional.Anwar juga berharap, rencana menambah komoditas yang kena pungutan bea keluar bisa segera terlaksana. Sayang, dia menolak menyebut nama komoditas tersebut. Yang pasti, kebijakan ini tinggal menunggu lampu hijau dari DPR. "Sedangkan untuk bea keluar untuk kakao masih dalam kajian, belum ada putusan," kata dia.Catatan saja, dibanding posisi sampai akhir Juni lalu yang cuma Rp 35,35 triliun, penerimaan bea cukai per 7 Oktober lalu mengalami lonjakan Rp 20,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan