JAKARTA. Ditjen Bea Cukai mencatat, total realisasi penerimaan bea dan cukai per 12 Februari 2016 lalu sebesar Rp 6,16 triliun. Angka tersebut menurun cukup drastis yakni 59,11% year on year, lantaran realisasi penerimaan bea cukai periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 15,07 triliun. Tak hanya bea keluar, penyumbang utama jebloknya penerimaan tersebut kini dari penerimaan cukai yang terkontraksi hingga 83,87% menjadi Rp 1,82 triliun. Cukai tembakau, anjlok 88,03% YoY dari Rp 10,99 triliun menjadi Rp 1,32 triliun. Heru mengatakan, penurunan penerimaan cukai rokok yang signifikan tersebut terjadi karena pengaruh dari kenaikan tarif cukai rokok dengan rata-rata sebesar 11% yang mulai berlaku per 1 Januari 2016. Hal tersebut menyebabkan pengusaha membeli pita cukai dalam jumlah yang besar pada penghujung tahun 2015.
Penerimaan cukai tembakau terbakar 88%
JAKARTA. Ditjen Bea Cukai mencatat, total realisasi penerimaan bea dan cukai per 12 Februari 2016 lalu sebesar Rp 6,16 triliun. Angka tersebut menurun cukup drastis yakni 59,11% year on year, lantaran realisasi penerimaan bea cukai periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 15,07 triliun. Tak hanya bea keluar, penyumbang utama jebloknya penerimaan tersebut kini dari penerimaan cukai yang terkontraksi hingga 83,87% menjadi Rp 1,82 triliun. Cukai tembakau, anjlok 88,03% YoY dari Rp 10,99 triliun menjadi Rp 1,32 triliun. Heru mengatakan, penurunan penerimaan cukai rokok yang signifikan tersebut terjadi karena pengaruh dari kenaikan tarif cukai rokok dengan rata-rata sebesar 11% yang mulai berlaku per 1 Januari 2016. Hal tersebut menyebabkan pengusaha membeli pita cukai dalam jumlah yang besar pada penghujung tahun 2015.