KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan kepabenan dan cukai hingga akhir Juli 2023 mencapai Rp 149,83 triliun. Realisasi tersebut mencapai 49,90% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Hanya saja, penerimaan kali ini turun 19,07% YoY jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun lalu. Penurunan ini diakibatkan oleh penerimaan bea keluar (BK) dan cukai yang menurun. Namun demikian, penerimaan bea masuk (BM) masih menunjukkan kinerja positif. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan bea masuk tercatat Rp 28,40 triliun atau tumbuh 3,82% YoY. Peningkatan penerimaan bea masuk ini disebabkan oleh tarif efektif yang naik menjadi 1,45% didorong pertumbuhan impor komoditas dengan tarif bea masuk lebih dari 1O%.
Selain itu, peningkatan ini juga disebabkan oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat hingga 4,06% YoY. Baca Juga: Setoran Bea Keluar Ekspor Mineral Logam dari Perusahaan Smelter Capai Rp 192 Miliar Hanya saja, penerimaan bea keluar tercatat hanya Rp 5,86 triliun atau mengalami penurunan 81,34% YoY dari tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp 31,41 triliun. Ini disebabkan oleh bea keluar produk sawit yang turun 81,67% YoY yang dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu dan kebijakan flush out tahun 2022. "Ini dikarenakan harga CPO yang lebih rendah dan tahun lalu pada bulan Juni dilakukan kegiatan flush out untuk bisa mengurangi stok dalam negeri sehingga base line tahun lalu juga sangat tinggi," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (11/8).