Penerimaan Negara Bukan Pajak Menyusut 4,8% per Agustus 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 383,8 triliun. Jumlah tersebut setara 78,0% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono mengatakan, realisasi PNBP pada Agustus 2024 ini masih terkontraksi 4,8% secara YoY. Penurunan Harga minyak mentah Indonesia dan berkurangnya lifting minyak bumi serta moderasi harga batubara acuan menjadi factor dominan yang menekan PNBP. 

"Namun pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) dan Badan Layanan Umum (BLU) masih menjadi kontributor utama yang mendorong capaian PNBP," kata Thomas dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (23/9).


Pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) mencapai Rp 70,3 triliun atau setara dengan 81,9% dari target APBN 2024. Angka tersebut juga tumbuh 7,4% yang didorong dari setoran dividen BUMN perbankan atas penigkatan kinerja keuangan.

Baca Juga: Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 347,6 Triliun hingga Agustus 2024

Kemudian PNBP dari BLU naik 18,8% menjadi Rp 64,2 triliun. Hal itu didorong dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit dan pendapatan pengelolaan dana BLU. 

Selanjutnya, PNBP lainnya hingga Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 97,9 triliun atau terkontraksi 10,4% yoy. Hal itu disebabkan turunnya pendapatan hasil tambang sejalan dengan modernisasi harga batubara serta penurnan PNBP K/L terutama dari pendapatan tidak berulang pada kejaksaan dan kominfo. 

Thomas juga mencatat setoran PNBP dari pos SDA migas sebesar Rp 73,1 triliun atau terkontraksi sebesar 5,1% yoy. Hal itu dipengaruhi penurunan ICP dan lifting minyak bumi akibat tertundanya onstream penyusutan produksi alamiah sumur migas yang tinggi. Sejalan dengan fasilitas produksi migas utama yang telah menua. 

Sementara SDA nonmigas tercatat sebesar Rp 78,4 triliun pada Agustus 2024. Angka tersebut menyusut 19,5% secara yoy. Hal itu dipengaruhi modernisasi harga batubara sehingga royalti batubara berkurang 29,2%. 

"Meski begitu sektor kehutanan, perikanan dan panas bumi menunjukan kinerja positif dan kenaikan signifikan dibanding tahun lalu," kata Thomas. 

Selanjutnya: Paus Fransiskus Tetap Lanjutkan Perjalanan ke Belgia dan Luksemburg Meski Terkena Flu

Menarik Dibaca: Ciri-ciri Mentimun, Apakah Tergolong Jenis Buah atau Sayur?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat