KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Realisasi penerimaan pendapatan negara dan hibah sampai akhir Oktober mencapai Rp 1.483,9 triliun atau 78,3% dari pagu APBN 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun. “Pendapatan negara tersebut tumbuh 20,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu hanya Rp 1.229 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (15/11) di Gedung Djuanda Kementerian Keuangan. Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan pendapatan negara yang positif tersebut didukung pula oleh pertumbuhan seluruh komponen pendapatan, baik pendapatan dalam negeri maupun penerimaan hibah. Penerimaan perpajakan, misalnya, mencapai Rp 1.160,7 triliun atau 71,7% dari pagu APBN 2018. Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan perpajakan meliputi pertama, pendapatan Ditjen Pajak termasuk PPh Migas yaitu Rp 1.016,5 triliun. Realisasi pendapatan pajak negara hingga Oktober naik 17,6% secara tahunan (yoy) dan telah memenuhi 71,4% pagu APBN 2018. Kedua, pendapatan Ditjen Bea dan Cukai sebesar Rp 144,1 triliun atau naik 13,3% yoy. Realisasi pendapatan Bea dan cukai telah memenuhi 74,3% dari pagu APBN yang ditetapkan. Sementara, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga terus bertumbuh. PNBP hingga Oktober mencapai Rp 315,4 triliun atau naik 34,5% yoy. Realisasi PNBP ini mencapai 114,5%, melampaui target APBN. “Tahun lalu PNBP sudah naik cukup tinggi yaitu 18%, jadi kita lihat momentumnya tetap menguat sampai dengan akhir tahun ini,” tutur Sri Mulyani. Adapun, realisasi penerimaan hibah sampai Oktober 2018 mencapai Rp 7,8 triliun atau lebih dari enam kali lipat pagu APBN 2018 yang hanya Rp 1,2 triliun. Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan pendapatan negara sepanjang tahun ini sangat positif, sehingga “APBN Oktober 2018 ini posturnya jauh, jauh lebih baik Oktober tahun lalu,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penerimaan negara sampai akhir Oktober sudah mencapai Rp 1.483,9 triliun
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Realisasi penerimaan pendapatan negara dan hibah sampai akhir Oktober mencapai Rp 1.483,9 triliun atau 78,3% dari pagu APBN 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun. “Pendapatan negara tersebut tumbuh 20,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu hanya Rp 1.229 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (15/11) di Gedung Djuanda Kementerian Keuangan. Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan pendapatan negara yang positif tersebut didukung pula oleh pertumbuhan seluruh komponen pendapatan, baik pendapatan dalam negeri maupun penerimaan hibah. Penerimaan perpajakan, misalnya, mencapai Rp 1.160,7 triliun atau 71,7% dari pagu APBN 2018. Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan perpajakan meliputi pertama, pendapatan Ditjen Pajak termasuk PPh Migas yaitu Rp 1.016,5 triliun. Realisasi pendapatan pajak negara hingga Oktober naik 17,6% secara tahunan (yoy) dan telah memenuhi 71,4% pagu APBN 2018. Kedua, pendapatan Ditjen Bea dan Cukai sebesar Rp 144,1 triliun atau naik 13,3% yoy. Realisasi pendapatan Bea dan cukai telah memenuhi 74,3% dari pagu APBN yang ditetapkan. Sementara, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga terus bertumbuh. PNBP hingga Oktober mencapai Rp 315,4 triliun atau naik 34,5% yoy. Realisasi PNBP ini mencapai 114,5%, melampaui target APBN. “Tahun lalu PNBP sudah naik cukup tinggi yaitu 18%, jadi kita lihat momentumnya tetap menguat sampai dengan akhir tahun ini,” tutur Sri Mulyani. Adapun, realisasi penerimaan hibah sampai Oktober 2018 mencapai Rp 7,8 triliun atau lebih dari enam kali lipat pagu APBN 2018 yang hanya Rp 1,2 triliun. Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan pendapatan negara sepanjang tahun ini sangat positif, sehingga “APBN Oktober 2018 ini posturnya jauh, jauh lebih baik Oktober tahun lalu,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News