Penerimaan pajak 2017 diperkirakan mentok di 90%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, penerimaan tahun 2017 bisa finish di 90% atau sekitar Rp 1.155,6 triliun.

Desember tahun ini, kata dia, tren penerimaan bisa tinggi melihat penerimaan pada 2015 yang hampir sama trennya dengan tahun ini. "Saya kira Desember realisasi bisa bertambah 13% sehingga setidaknya 90% bisa tercapai," kata dia kepada KONTAN, Minggu (3/11).

Per 30 November 2017, pemerintah tercatat telah memperoleh penerimaan dari pajak 77% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar Rp 1.283,57 triliun atau sekitar Rp 988 triliun.


Yustinus bilang realisasi penerimaan khusus November 2017 yang sebesar Rp 130 triliun ini melampaui perkiraannya yang sebesar Rp 121,6 triliun. Angka itu juga melampaui target Ditjen Pajak khusus November 2017 yang sebesar Rp 126 triliun.

Oleh karena itu, dirinya optimistis penerimaan pajak pada Desember akan naik signifikan yang disebabkan oleh penerimaan dari belanja pemerintah porsinya terbesar dan peningkatan PPN karena konsumsi dan persediaan di akhir tahun.

Adapun menurutnya implementasi PMK-165, termasuk pemeriksaan pajak yang diselesaikan di Desember akan menjadi pendorong penerimaan selama satu bulan ke depan.

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Yon Arsal bilang, penerimaan Januari sampai November tahun sebelumnya hanya 71,2% dari target dan sudah termasuk penerimaan dari amnesti pajak atau sebesar Rp 965 triliun. "Kalau Januari-November 2017, di luar amnesti pajak tumbuh 14%-15%," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis bisa memenuhi target penerimaan pajak tahun ini. Hal itu lantaran, semua sektor usaha juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. "Sektoral masih tumbuh sama seperti bulan Oktober," ujarnya.

Adapun ia mencatat, penerimaan dari PPN mengalami pertumbuhan yang signifikan. PPN impor mencatatkan pertumbuhan sebesar 20%. Sementara PPN dalam negeri mengalami pertumbuhan sebesar 14%. "Seluruhnya positif. Semua masih sinyal positif," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati