Penerimaan PPh terancam turun, tapi bea cukai naik



JAKARTA. Apa risiko perlambatan global bagi ekonomi Indonesia? Menurut pemerintah, salah satunya adalah penurunan penerimaan pajak, terutama dari pajak penghasilan (PPh). "Penerimaan PPh mungkin terjadi penurunan, tapi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ada kemungkinkan lebih tinggi dari yang seharusnya," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro, Kamis (1/11).Di luar itu, Bambang bilang realisasi penerimaan bea dan cukai diperkirakan bakal lebih tinggi dari targetnya. Ini juga diharapkan bisa mengkompensasi penurunan PPh. Sebelumnya, Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengungkapkan, realisasi penerimaan perpajakan per 5 Oktober 2012 mencapai Rp 702,8 triliun. Angka tersebut setara 69,2% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.016,2 triliun.

Sayangnya, pencapaian itu lebih rendah ketimbang apa yang diperoleh setahun lalu, yaitu sebanyak 70,8% dari target.

Penerimaan bea cukai masih bagus


Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono mengungkapkan, realisasi penerimaan bea dan cukai sudah mencapai Rp 111,2 triliun per 5 Oktober 2012.

Angka itu sudah memenuhi 84,78% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 131,21 triliun. Jika jumlah tersebut dirinci lagi, maka:

- Penerimaan khusus cukai: Rp 72,9 triliun (87,2% dari target APBNP 2012).

- Penerimaan bea masuk: Rp 21,3 triliun ( 86,2% dari target APBNP 2012).

- Penerimaan bea keluar: Rp 17 triliun (73,91% dari target APBNP 2012).

Dengan realisasi penerimaan bea dan cukai yang cukup menggembirakan ini, Bambang optimis target penerimaan perpajakan secara keseluruhan bisa tercapai.

"Kalaupun terjadi penurunan (shortfall) pada PPh, tapi secara total itu tidak akan terlalu mengganggu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: