KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi pembiayaan utang atau penarikan utang baru telah mencapai Rp 266,3 triliun hingga Juli 2024. Realisasi ini melonjak 36,6% bila dibandingkan dengan periode sama tahun 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi pembiayaan utang tersebut baru mencapai 41,1% dari yang ditargetkan tahun ini sebesar Rp 648,1 triliun. Baca Juga: Belum Capai 50%, Sri Mulyani Bilang Realisasi Belanja Bakal Dikebut
“Ini baru bulan ketujuh ya. Meski tumbuhnya cukup tinggi, karena tahun lalu dengan penerimaan kita yang cukup tinggi, dari berbagai komoditas boom, kita mengerem pembiayaan utang sangat dalam,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (13/8). Lebih rinci, penarikan utang pemerintah tersebut berasal dari surat berharga negara (SBN), yakni sebesar Rp 253 triliun. Nilai ini lebih tinggi 37,5% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 184,1 triliun. Baca Juga: Kemenkeu Catat Penerimaan Pajak Karyawan Tumbuh Meski Angka PHK Tinggi Sementara itu, realisasi pembiayaan utang yang berasal dari pinjaman mencapai Rp 13,3 triliun. Lebih tinggi 21,6% dari penarikan pinjaman periode sama tahun lalu sebesar Rp 11 triliun. Dalam rangka menjaga kesehatan fiskal, pemerintah tidak hanya mengandalkan utang untuk membiayai kebutuhan defisit anggaran. Kemenkeu mencatat, realisasi pembiayaan non utang pemerintah mencapai Rp 49,3 triliun, atau mencapai 39,4% dari yang ditargetkan sebesar Rp 125,3 triliun. Realisasi pembiayaan non utang ini tumbuh 61,8% secara tahunan.