Penerimaan tertekan, pemerintah atur strategi belanja yang lebih efisien



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan negara belum menunjukkan perbaikan hingga Juli lalu. Di saat yang sama, belanja pemerintah didorong kuat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menjelaskan, realisasi belanja pemerintah pusat dijaga tumbuh stabil. Pasalnya, belanja dan konsumsi pemerintah masih berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama di tahun ini.

“Pertumbuhan belanja pemerintah pusat di 9% itu dengan basis tinggi di tahun 2018,” ujar dia usai Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (26/8).

Baca Juga: Belanja subsidi pemerintah capai Rp 92,2 triliun hingga Juli 2019

Di sisi lain, Askolani mengatakan, pemerintah mendorong alokasi belanja yang efektif dan produktif, serta melakukan langkah efisiensi di beberapa pos belanja.

Sebab, meski belanja pemerintah pusat mampu menopang pertumbuhan ekonomi, kondisi penerimaan negara yang tertekan membuat ruang belanja lebih terbatas.

“Pos-pos belanja yang bisa kita kendalikan, ya dikendalikan. Seperti belanja perjalanan dinas kita hemat, proses lelang juga dihemat,” tutur Askolani.

Baca Juga: PPh non-migas jadi kontributor utama penerimaan pajak

Penghematan proses lelang, misalnya, kementerian atau lembaga tertentu menganggarkan Rp 10 miliar untuk sebuah proyek. Dalam proses lelang, realisasi biaya proyek itu bisa jadi hanya Rp 8 miliar.

Editor: Yudho Winarto