JAKARTA. Meski sudah ada peringatan dilarang menerobos jalur Transjakarta, namun segelintir pengendara motor di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, masih ada yang nekat. Tak dinyana, menjelang perempatan Mampang, beberapa polisi lalu lintas sudah siap menyambut mereka. Wahyu Hasianta, dalam tulisannya di Kompasiana, yang berjudul Solidaritas (Dadakan) vs Ancaman Denda Rp.500.000,-, Kamis (21/11), menceritakan kejadian lucu, namun menggambarkan solidaritas para pengendara motor. Puluhan motor yang menyerobot busway itu awalnya cuek. Mereka berharap ada belas kasihan dari para polisi, mengingat jumlah yang masuk jalur Transjakarta itu cukup banyak. Namun, tak dinyana, polisi tetap menilang mereka. Puluhan pengendara motor yang ada di belakang pun ciut. Mereka menengok kanan-kiri, berusaha mencari jalan keluar. Namun, mereka tidak bisa lepas dari "jebakan" mengingat separator beton busway cukup tinggi, lebih dari 0,5 meter. Digeser pun sulit, karena berat dan rapat. Tampak sebagian pengendara motor di depan memberikan tanda agar semua pada mundur. Namun, sangat tipis kesempatan apalagi jika terjebak oleh adanya bus Transjakarta di belakang mereka. Para pemotor itu hanya memiliki dua pilihan. Pasrah didenda Rp 500.000, atau mengangkat motor melewati separator busway setinggi paha orang dewasa. Mengangkat motor dengan berat sekitar 100 Kg sendirian, tentu saja sulit. Akhirnya, sesama pengendara motor itu bahu membahu mencoba mengangkat motor secara bergantian. Setelah diangkat tiga orang, barulah motor bisa diangkat masuk ke jalur reguler. Hal ini pun ditiru oleh pengendara motor lainnya. Solidaritas itu tentu saja tidak mengenal jenis kelamin. Motor yang dikendarai perempuan pun dibantu diangkat. Sementara dari kejauhan, polisi hanya melihat aksi tersebut sambil tersenyum. (Ana Shofiana Syatiri)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penerobos busway ramai-ramai angkat motor
JAKARTA. Meski sudah ada peringatan dilarang menerobos jalur Transjakarta, namun segelintir pengendara motor di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, masih ada yang nekat. Tak dinyana, menjelang perempatan Mampang, beberapa polisi lalu lintas sudah siap menyambut mereka. Wahyu Hasianta, dalam tulisannya di Kompasiana, yang berjudul Solidaritas (Dadakan) vs Ancaman Denda Rp.500.000,-, Kamis (21/11), menceritakan kejadian lucu, namun menggambarkan solidaritas para pengendara motor. Puluhan motor yang menyerobot busway itu awalnya cuek. Mereka berharap ada belas kasihan dari para polisi, mengingat jumlah yang masuk jalur Transjakarta itu cukup banyak. Namun, tak dinyana, polisi tetap menilang mereka. Puluhan pengendara motor yang ada di belakang pun ciut. Mereka menengok kanan-kiri, berusaha mencari jalan keluar. Namun, mereka tidak bisa lepas dari "jebakan" mengingat separator beton busway cukup tinggi, lebih dari 0,5 meter. Digeser pun sulit, karena berat dan rapat. Tampak sebagian pengendara motor di depan memberikan tanda agar semua pada mundur. Namun, sangat tipis kesempatan apalagi jika terjebak oleh adanya bus Transjakarta di belakang mereka. Para pemotor itu hanya memiliki dua pilihan. Pasrah didenda Rp 500.000, atau mengangkat motor melewati separator busway setinggi paha orang dewasa. Mengangkat motor dengan berat sekitar 100 Kg sendirian, tentu saja sulit. Akhirnya, sesama pengendara motor itu bahu membahu mencoba mengangkat motor secara bergantian. Setelah diangkat tiga orang, barulah motor bisa diangkat masuk ke jalur reguler. Hal ini pun ditiru oleh pengendara motor lainnya. Solidaritas itu tentu saja tidak mengenal jenis kelamin. Motor yang dikendarai perempuan pun dibantu diangkat. Sementara dari kejauhan, polisi hanya melihat aksi tersebut sambil tersenyum. (Ana Shofiana Syatiri)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News