KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan teknologi digital di asuransi diharapkan dapat mendorong penetrasi asuransi di Indonesia yang masih relatif rendah. Melalui produk-produk asuransi yang lebih simple, dan klaim yang bisa dilakukan secara digital, diharapkan dapat menepis kesan bahwa asuransi rumit dan sulit diklaim. M. Ihsanuddin, Deputy Komisioner Pengawasan IKNB II OJK mengatakan, pertumbuhan literasi asuransi masih lambat, serta densitas dan penetrasi juga masih rendah. Untuk IKNB, tambahnya, yang tumbuh cukup pesat adalah pegadaian dan fintech. Ihsanuddin juga mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang saat ini mengalami kontraksi memang agak sulit untuk memasarkan asuransi. Baca Juga: Akulaku sudah restrukturisasi kredit hingga Rp 47,3 miliar per Juli 2020
Penetrasi rendah, insurtech diharapkan bisa lebih menjangkau masyarakat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan teknologi digital di asuransi diharapkan dapat mendorong penetrasi asuransi di Indonesia yang masih relatif rendah. Melalui produk-produk asuransi yang lebih simple, dan klaim yang bisa dilakukan secara digital, diharapkan dapat menepis kesan bahwa asuransi rumit dan sulit diklaim. M. Ihsanuddin, Deputy Komisioner Pengawasan IKNB II OJK mengatakan, pertumbuhan literasi asuransi masih lambat, serta densitas dan penetrasi juga masih rendah. Untuk IKNB, tambahnya, yang tumbuh cukup pesat adalah pegadaian dan fintech. Ihsanuddin juga mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang saat ini mengalami kontraksi memang agak sulit untuk memasarkan asuransi. Baca Juga: Akulaku sudah restrukturisasi kredit hingga Rp 47,3 miliar per Juli 2020