Penetrasi yang Rendah Pengaruhi Kontribusi Asuransi ke Perekonomian Nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pentrasi pada industri asuransi di Tanah Air memang masih terbilang kecil, sehingga ini mempengaruhi kontribusi perasuransian terhadap ekonomi nasional. Meski demikian, peluang pengembangan produk asuransi masih sangat besar.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto menyampaikan, literasi, inklusi dan densitas pada sektor perasuransian nasional belum sepenuhnya tumbuh secara optimal untuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

“Hal ini di antaranya diindikasikan dari tingkat penetrasi dan densitas sektor perasuransian Indonesia yang masih rendah,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/10).


Baca Juga: Dinilai Menguatkan Kualitas Agen Asuransi, PAAI Dukung Roadmap Perasuransian OJK

Bern mengungkapkan, dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, tingkat inklusi asuransi jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi.

“Densitas asuransi di Indonesia juga masih rendah yakni, pada akhir 2022 densitas asuransi berada pada level Rp 1.923.380. Sedangkan target pada tahun 2027 densitas asuransi diharapkan berada pada level Rp 2.400.000,” ungkapnya.

Bern menyebutkan, berdasarkan SNLIK yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih di bawah level lembaga jasa keuangan (LJK) lainnya. Dia bilang, literasi perasuransian di tahun 2022 berada pada level 31,7% sedangkan inklusi berada di 16,63%.

“Pencapaian ini masih relatif jauh di bawah perbankan dimana literasi pada sektor ini mencapai 49,9% dan inklusi pada level 74,0%. Sehingga pengembangan produk asuransi dalam rangka perluasan penetrasi dan densitas asuransi masih besar peluangnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi