JAKARTA. Selain menggenjot industri pertahanan dalam negeri, Pemerintah masih mengandalkan model pembiayaan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dengan kredit ekspor. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ini, Pemerintah memiliki alokasi kredit ekspor yang ditetapkan pada masa pemerintahan periode 2004-2009 sebesar US$ 3,7 miliar. "Kami akan terus penuhi itu. Sementara ini masih dalam perjalanan untuk menyelesaikan alokasi kredit ekspor itu," ujar Purnomo seusai bertemu Presiden di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/11). Purnomo mengatakan, pengadaan alutsista strategis tetap ada. Namun, perlu ada perencanaan yang jelas dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengenai spesifikasi dan kualifikasi alutsista. "Sehingga industri pertahanan bisa melihat yang dipersiapkan ke depan itu apa," imbuh mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral itu.
Pengadaan Alutsista Pakai Kredit Ekspor Terus Berjalan
JAKARTA. Selain menggenjot industri pertahanan dalam negeri, Pemerintah masih mengandalkan model pembiayaan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dengan kredit ekspor. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ini, Pemerintah memiliki alokasi kredit ekspor yang ditetapkan pada masa pemerintahan periode 2004-2009 sebesar US$ 3,7 miliar. "Kami akan terus penuhi itu. Sementara ini masih dalam perjalanan untuk menyelesaikan alokasi kredit ekspor itu," ujar Purnomo seusai bertemu Presiden di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/11). Purnomo mengatakan, pengadaan alutsista strategis tetap ada. Namun, perlu ada perencanaan yang jelas dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengenai spesifikasi dan kualifikasi alutsista. "Sehingga industri pertahanan bisa melihat yang dipersiapkan ke depan itu apa," imbuh mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral itu.