JAKARTA. Tak lama lagi, Indonesia bakal mempunyai pesawat kepresidenan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, rencana tersebut tinggal menunggu direalisasikan.Agus mengatakan, pemerintah sudah bicara dengan Dewan Perwakilan Rakyat. "Kemudian DPR setuju dan tinggal dieksekusi," katanya, kemarin (10/6).Agus menegaskan bahwa kebijakan pengadaan pesawat kepresidenan ini sudah tepat. "Kita mesti tahu Indonesia negara luas dan seandainya presiden menggunakan pesawat komersil atau pesawat komersil diubah menjadi pesawat Kepresidenan itu akan membuat pengelolaan perusahaan kurang efisien," katanya.Pembelian pesawat juga untuk menghemat anggaran. Agus bilang selama ini ongkos menyewa pesawat tergolong mahal. Pemerintah sudah menentukan jenis pesawat tersebut. Bahkan, pemerintah sudah sepakat soal harga.Rencananya, pemerintah akan membeli pesawat buatan Boeing, produsen asal Amerika Serikat. Pesawat yang akan dipakai adalah Boeing Business Jet (BBJ) seharga US$ 58 juta.Bila harga sudah cocok, pesawat kepresidenan ini akan mulai dirakit pada 2012 mendatang. Agus memperkirakan, pesawat itu akan selesai dirakit setahun kemudian.BBJ adalah pesawat yang dibuat khusus untuk pelanggan korporasi berdasarkan seri Boeing 737-800. Bentuk dan spesifikasinya mirip 737 yang milik Garuda.Dengan luas interior sebesar 93 meter persegi dan layout ruangan menyerupai ruang rapat, BBJ dirancang untuk kapasitas penumpang maksimum 50 orang dan diawaki oleh empat kru. Kecepatan jelajahnya 890 km/jam, sedikit lebih cepat dibanding dengan versi komersialnya yang hanya 823 km/jam.Pesawat ini hanya dapat menempuh jarak sekitar 5510 mil laut (sekitar 10.200 km) setara dengan versi komersial dengan beban penuh. Sementara jika hanya dimuati oleh delapan orang maka jarak tempuhnya hanya bertambah menjadi 6.200 mil laut (11,480 km).Sejak diperkenalkan pada tahun 1999, pesawat kenegaraan jenis BBJ tercatat sudah digunakan oleh 13 negara dengan jumlah total 21 pesawat. Pengguna terbanyak adalah Uni Emirat Arab dengan enam pesawat, di tempat kedua adalah India yang menggunakan tiga pesawat. Sementara negara jiran yaitu Malaysia tercatat menggunakan satu pesawat yang dioperasikan oleh Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pengadaan pesawat kepresidenan tinggal selangkah lagi
JAKARTA. Tak lama lagi, Indonesia bakal mempunyai pesawat kepresidenan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, rencana tersebut tinggal menunggu direalisasikan.Agus mengatakan, pemerintah sudah bicara dengan Dewan Perwakilan Rakyat. "Kemudian DPR setuju dan tinggal dieksekusi," katanya, kemarin (10/6).Agus menegaskan bahwa kebijakan pengadaan pesawat kepresidenan ini sudah tepat. "Kita mesti tahu Indonesia negara luas dan seandainya presiden menggunakan pesawat komersil atau pesawat komersil diubah menjadi pesawat Kepresidenan itu akan membuat pengelolaan perusahaan kurang efisien," katanya.Pembelian pesawat juga untuk menghemat anggaran. Agus bilang selama ini ongkos menyewa pesawat tergolong mahal. Pemerintah sudah menentukan jenis pesawat tersebut. Bahkan, pemerintah sudah sepakat soal harga.Rencananya, pemerintah akan membeli pesawat buatan Boeing, produsen asal Amerika Serikat. Pesawat yang akan dipakai adalah Boeing Business Jet (BBJ) seharga US$ 58 juta.Bila harga sudah cocok, pesawat kepresidenan ini akan mulai dirakit pada 2012 mendatang. Agus memperkirakan, pesawat itu akan selesai dirakit setahun kemudian.BBJ adalah pesawat yang dibuat khusus untuk pelanggan korporasi berdasarkan seri Boeing 737-800. Bentuk dan spesifikasinya mirip 737 yang milik Garuda.Dengan luas interior sebesar 93 meter persegi dan layout ruangan menyerupai ruang rapat, BBJ dirancang untuk kapasitas penumpang maksimum 50 orang dan diawaki oleh empat kru. Kecepatan jelajahnya 890 km/jam, sedikit lebih cepat dibanding dengan versi komersialnya yang hanya 823 km/jam.Pesawat ini hanya dapat menempuh jarak sekitar 5510 mil laut (sekitar 10.200 km) setara dengan versi komersial dengan beban penuh. Sementara jika hanya dimuati oleh delapan orang maka jarak tempuhnya hanya bertambah menjadi 6.200 mil laut (11,480 km).Sejak diperkenalkan pada tahun 1999, pesawat kenegaraan jenis BBJ tercatat sudah digunakan oleh 13 negara dengan jumlah total 21 pesawat. Pengguna terbanyak adalah Uni Emirat Arab dengan enam pesawat, di tempat kedua adalah India yang menggunakan tiga pesawat. Sementara negara jiran yaitu Malaysia tercatat menggunakan satu pesawat yang dioperasikan oleh Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News