KONTAN.CO.ID - DEN HAAG. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat tinggi Rusia pada Selasa (25/6/2024). Mereka adalah Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia, dan jenderal terkemuka Rusia Valery Gerasimov. Mengutip
Reuters, perintah surat penangkapan tersebut atas dugaan kejahatan yang dilakukan selama invasi Rusia ke Ukraina.
Hal ini menambah jumlah surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC terhadap para pejabat senior Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Daftar ini juga termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menghadapi dakwaan atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia. Langkah pengadilan tersebut disambut baik oleh Kyiv, namun dianggap tidak ada artinya secara hukum oleh Moskow. Pengadilan yang berbasis di Den Haag mengatakan Shoigu dan Gerasimov dicurigai melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena mengarahkan serangan terhadap warga sipil dan objek sipil di Ukraina. Menurut ICC dalam siaran pers, para hakim menemukan ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa kedua tersangka bertanggung jawab atas serangan rudal yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina antara 10 Oktober 2022 dan 9 Maret 2023.
Baca Juga: Tim Donald Trump Siapkan Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Memenangkan Pemilu AS Rusia, yang bukan anggota ICC, telah berulang kali mengatakan infrastruktur energi Ukraina adalah target militer yang sah dan membantah menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil. Ukraina juga bukan anggota, namun telah memberikan yurisdiksi kepada ICC untuk mengadili kejahatan yang dilakukan di wilayahnya sejak November 2013. Kyiv memuji langkah mengeluarkan surat perintah penangkapan.
“Setiap penjahat yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan ini harus tahu bahwa keadilan akan ditegakkan,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. "Dan kami berharap melihat mereka berada di balik jeruji besi."
Baca Juga: Kremlin: Rusia Merevisi Doktrin Nuklir Dewan Keamanan Rusia mengatakan tindakan pengadilan tersebut adalah bagian dari perang hibrida melawan Moskow. “Ini hanya sekedar angin sepoi-sepoi, karena yurisdiksi ICC tidak mencakup Rusia, dan hal ini dilakukan sebagai bagian dari perang hibrida Barat melawan negara kita,” kantor berita negara TASS mengutip pernyataan dewan tersebut.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie