Pengakuan konsumen atas proyek Meikarta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat properti Panangian Simanugkalit menilai, persoalan yang menimpa Meikarta harus dipisahkan dari kegiatan investasi, juga kegiatan propertinya.

Karena, kegiatan itu melibatkan ribuan tenaga kerja dan ribuan konsumen. “Kegiatan investasi harus tetap berjalan guna membuka lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan pemerataan,” katanya, Kamis (25/10).

Kalau sampai proyek Meikarta di stop, maka negara harus hadir menjamin hak-hak keperdataan konsumen yang sudah melakukan transaksi pembelian.


Sebab bagaimana pun hal ini merupakan tanggungjawab negara. "Jadi konsumen pun diharapkan bisa lebih tenang," ujarnya.

Rori Putra Perdana, salah seorang konsumen yang telah membeli unit di Meikarta sejak Januari 2018, tetap yakin proyek akan selesai tepat waktu.

"Saya enggak mau terpengaruh dengan isu yang berkembang di luaran. Saya yakin pembangunan Meikarta akan jalan terus dan selesai tepat waktu sesuai yang dijanjikan,” katanya.

Dia menambahkan, kepercayaannya atas keberlanjutan proyek Meikarta bukan tanpa alasan.

“Ini kan perusahaan besar yang sudah puluhan tahun malang melintang di bisnis properti dan memiliki reputasi bagus. Apalagi usahanya bukan hanya di sektor properti tapi juga di sektor-sektor yang lain. Logikanya nggak mungkin kan mereka akan mengorbankan reputasi mereka dan merugikan konsumen,” tegas dia melanjutkan.

Dia mengaku membeli unit di Meikarta karena melihat prospeknya yang menjanjikan. Saat ini hunian di kawasan Jabodetabek semakin padat dan harganya semakin tidak masuk akal sehingga Meikarta menjadi alternatif yang menggiurkan.

Selain harganya terjangkau, Meikarta juga diproyeksikan menjadi kota yang nyaman ditinggali dengan segala fasilitas yang telah disediakan oleh pengembang.

Editor: Yudho Winarto