KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Timah merupakan komoditas strategis dan komoditi tambang ekspor unggulan Indonesia. Kebutuhan timah dunia berkisar 200.000 ton per tahun, dan Indonesia berkontribusi sebesar 40% atau sekitar 80.000 ton per tahun. Tahun 2020, harga timah terus menurun sampai di bawah US$ 15,000 per metrik ton, harga ini lebih rendah US$ 5,000 per metrik ton dari sebelumnya, dan membuat negara berpotensi kehilangan pendapatan devisa sebesar US$ 400 juta. Kondisi demikian terjadi dinilai karena pada akhir tahun 2019, Menteri Perdagangan memerintahkan kepada BAPPEBTI untuk mengijinkan JFX (Jakarta Foreign Exchange) 3 ikut memperdagangkan timah, selain ICDX (Indonesia Commodity & Derivatives Exchange). Baca Juga: Tak berubah, harga emas Antam sudah naik 12,14% dalam sepekan
Pengamat: Bipolar bursa timah bikin bingung pembeli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Timah merupakan komoditas strategis dan komoditi tambang ekspor unggulan Indonesia. Kebutuhan timah dunia berkisar 200.000 ton per tahun, dan Indonesia berkontribusi sebesar 40% atau sekitar 80.000 ton per tahun. Tahun 2020, harga timah terus menurun sampai di bawah US$ 15,000 per metrik ton, harga ini lebih rendah US$ 5,000 per metrik ton dari sebelumnya, dan membuat negara berpotensi kehilangan pendapatan devisa sebesar US$ 400 juta. Kondisi demikian terjadi dinilai karena pada akhir tahun 2019, Menteri Perdagangan memerintahkan kepada BAPPEBTI untuk mengijinkan JFX (Jakarta Foreign Exchange) 3 ikut memperdagangkan timah, selain ICDX (Indonesia Commodity & Derivatives Exchange). Baca Juga: Tak berubah, harga emas Antam sudah naik 12,14% dalam sepekan