KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog melalui Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) telah ditugaskan untuk menyerap gabah/beras sebanyak 2,2 juta ton hingga Juni tahun ini. Namun, hingga Selasa (8/5), Bulog baru melakukan pengadaan dalam negeri sebanyak 682.000 ton. Artinya, Bulog masih harus menyerap beras lebih dari 1,5 juta ton. Pengamat Pertanian Dwi Andreas menilai, Perum Bulog tidak akan mungkin mencapai target serapan sebesar 2,2 juta ton hingga akhir Juni ini. Menurutnya, Hal ini karena tingginya harga gabah di tingkat petani.
"Tidak mungkin tercapai. Ini bukan kesalahan Bulog, apalagi kesalahan pemimpin. Karena memang harga gabah tinggi, bulan lalu saja Rp 4.300 per kg, sementara harga pembelian pemerintah Rp 3.700 per kg. Persoalan intinya itu di inpres, selama tidak diubah tidak akan tercapai," ujar Dwi kepada Kontan.co.id, Kamis (10/5). Dwi membeberkan, berdasarkan hasil kajian Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) harga gabah di wilayah produsen padi sejak Januari hingga Mei masih tergolong tinggi. Pada Januari harga gabah sekitar Rp 5.667 per kg, pada Februari harga gabah sekitar Rp 4.853 per kg, Maret sekitar Rp 4.472 per kg, April sekitar Rp 4.319 dan Mei sudah mencapai Rp 4.500 per kg.