Pengamat: Efek Jokowi, kampanye jadi tak meriah



JAKARTA. Peneliti Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Ari Nur Cahyo menilai, antusiasme masyarakat terhadap kampanye pemilu legislatif kali ini sangat rendah. Salah satu penyebabnya, menurut dia, adalah hadirnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)."Berbeda dengan 2009, kampanye lebih meriah dan lebih antusias. Ada Jokowi effect, di mana saat di-endorse sebagai capres, ada bom besar pilpres sudah selesai. Kontestasi sudah terbaca siapa yang menang," ujar Ari dalam diskusi SSS di Wisma Kodel, Jakarta, Jumat (4/4/2014).Selain itu, lanjut Ari, Komisi Pemberantasan Korupsi juga secara tidak langsung telah membuat antusiasme kampanye menurun. Misalnya, kata dia, artis-artis yang biasanya mengisi acara kampanye partai, kini khawatir akan berurusan dengan KPK."Untuk artis, ketika diorder oleh partai akan merasa khawatir uang ordernya berasal dari uang yang tidak benar. Mereka takut KPK dan akhirnya takut berurusan dengan politisi," ujarnya.Selain itu, Ari mengatakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri kurang menyosialisasikan pemilu. Akibatnya, masyarakat banyak tidak mendapat informasi yang cukup mengenai penyelenggaraan pemilu.Terakhir, adanya Mahkamah Konstitusi yang bisa digunakan untuk menggugat hasil pemilu, menurut Ari, juga memengaruhi antusiasme publik. Nantinya, para peserta pemilu yang kalah dalam perolehan suara bisa dengan mudah menggugat di MK. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie