Pengamat: Grab perlu tumbuh bersama mitra dan UMKM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grab perusahaan yang didirikan oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling tujuh tahun silam saat ini telah diunduh sebanyak 144 juta kali dan terdapat 9 juta UMKM di dalam aplikasinya.

Jumlah yang besar tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadikan Grab menduduki peringkat keempat dalam daftar 50 Perusahaan Disruptor Terbesar Dunia versi CNBC Internasional.

Menjadi satu-satunya perusahaan asal Asia Tenggara yang masuk 10 besar dalam daftar tersebut, Grab berhasil membuktikan bahwa Grab mampu bersaing dengan raksasa-raksasa startup lainnya dari berbagai benua.


Heru Sutadi, Pengamat Ekonomi Digital melihat pencapaian Grab cukup bagus untuk menjadi decacorn. Dan posisi saat ini bersaing ketat dengan Gojek di Indonesia dimana masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

“Kerja sama dengan mitra dan UMKM di Indonesia juga bagus, hanya memang perlu dikedepankan bagaimana mitra dan UMKM juga secara fair mendapat benefit yang sama dengan kemajuan yang dialami Grab. Sebab tanpa mitra dan UMKM tentunya Grab juga akan sulit mencapai kemajuan seperti sekarang ini,” kata Heru dalam keterangan pers, Minggu (19/5).

Saat ini, Grab telah mengumpulkan US$ 10 miliar lebih dari para investor, termasuk US$ 1,5 miliar pada Maret dari Vision Fund milik SoftBank dan berhasil menyabet gelar decacorn pada 2019 ini. Di Indonesia sendiri, saat ini Grab telah beroperasi di 222 kota dan akan terus berkembang.

Terkait dengan dampak dari kehadiran Grab di Indonesia, Heru mengatakan bahwa diakui atau tidak, transportasi online memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi digital Indonesia. Namun memang, keberpihakan pada mitra pengemudi dan UMKM perlu lebih ditingkatkan agar kedua belah pihak dapat sama-sama sejahtera.

Berdasarkan temuan riset dari CSIS dan Tenggara Strategics, estimasi kontribusi Grab kepada perekonomian Indonesia di tahun 2018 sebesar Rp 48,9 triliun. Survei juga menemukan rata-rata pendapatan mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar di 5 kota terjadi peningkatan sebesar 113% dan 114%, menjadi Rp 4 juta dan Rp 7 juta per bulannya.

Sebagai informasi, Daftar Disruptor 50 yang diluncurkan oleh CNBC Internasional ini menampilkan perusahaan-perusahaan swasta, mulai dari bioteknologi, pembelajaran mesin (machine learning) hingga transportasi, ritel, dan pertanian, yang inovasinya telah mengubah dunia dan memicu persaingan antara negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS) dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto