KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan rencana pemindahan ibukota negara, terletak di Provinsi Kalimantan Timur, yakni sebagian berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Alasan pemindahan ibukota disebabkan beban Jakarta dinilai sudah cukup berat sebagai pusat aktivitas bisnis, pemerintahan dan jasa. Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaratakatan MTI Pusat menyebut dampak nyata sudah menimbulkan masalah kepadatan dan kemacetan lalu lintas cukup parah di Jakarta, yang rerata warga membutuhkan waktu 3 jam-5 jam untuk pulang pergi. Kerugian ekonomi dampak kemacetan, polusi udara tinggi, pencemaran air sudah parah, rawan gempa. Disamping itu beban Pulau Jawa semakin berat dengan masalah kepadatan penduduk 54% dari total penduduk Indonesia. Dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan, pilihan pada Provinsi Kalimantan Timur nampak lebih unggul dalam hal ketersediaan infrastruktur transportasi pendukung. Wilayah yang dipilih terletak antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sudah lama terhubung jalan nasional dan tidak lama lagi akan beroperasi Tol Samarinda-Balikpapan sepanjang 99,35 km.
Pengamat: Ibu kota baru harus ditopang transportasi modern dan ramah lingkungan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan rencana pemindahan ibukota negara, terletak di Provinsi Kalimantan Timur, yakni sebagian berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Alasan pemindahan ibukota disebabkan beban Jakarta dinilai sudah cukup berat sebagai pusat aktivitas bisnis, pemerintahan dan jasa. Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaratakatan MTI Pusat menyebut dampak nyata sudah menimbulkan masalah kepadatan dan kemacetan lalu lintas cukup parah di Jakarta, yang rerata warga membutuhkan waktu 3 jam-5 jam untuk pulang pergi. Kerugian ekonomi dampak kemacetan, polusi udara tinggi, pencemaran air sudah parah, rawan gempa. Disamping itu beban Pulau Jawa semakin berat dengan masalah kepadatan penduduk 54% dari total penduduk Indonesia. Dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan, pilihan pada Provinsi Kalimantan Timur nampak lebih unggul dalam hal ketersediaan infrastruktur transportasi pendukung. Wilayah yang dipilih terletak antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sudah lama terhubung jalan nasional dan tidak lama lagi akan beroperasi Tol Samarinda-Balikpapan sepanjang 99,35 km.