Pengamat : Inflasi Maret sedikit naik, tapi hingga akhir tahun tetap sesuai target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi menilai terkendalinya inflasi inti pada Maret 2018 lantaran ekspektasi inflasi masih terjangkar oleh tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dipertahankan di level 4,25%. Meski begitu, hingga akhir tahun inflasi diyakini tetap akan ada di kisaran target.

Inflasi inti pada Maret 2018 tercatat 0,19%, secara bulanan sedikit turun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,26%. Tapi, secara tahunan, inflasi inti pada Maret 2018 sebesar 2,67% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka ini sedikit naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,58%

Pengamat Ekonomi Bank Permata Josua Pardede mengatakan kenaikan inflasi inti didorong oleh kenaikan harga perhiasan emas dan pelemahan nilai tukar rupiah. 


Meski begitu, secara umum, inflasi Maret yang sebesar 0,02% secara bulanan lebih tinggi dari rata-rata inflasi bulanan Maret selama 2014-2017. "Semua komponen berkontribusi terhadap inflasi dengan komponen inti berkontribusi dominan, diikuti oleh komponen harga bergejolak dan harga diatur pemerintah," jelas Josua Senin (2/4). 

Menurut Josua, inflasi harga bergejolak meningkat sejalan dengan kenaikan harga komodtas pangan. Sementara itu, inflasi harga yang diatur pemerintah didorong oleh dampak parsial dari kenaikan harga Pertamax pada akhir Februari dan kenaikan harga Pertalite dan Solar non subsidi pada Maret. 

Meski begitu, Josua bilang, inflasi harga bergejolak tahun kalender pada tahun ini cenderung lebih tinggi dari tahun lalu seiring dengan kenaikan beberapa komoditas pangan di tengah penurunan pasokan.

Tapi, "Memasuki panen raya (Maret-April), stok pangan diperkirakan akan meningkat dan cukup untuk mengantisipasi permintaan pada Ramadan dan Idul Fitri," jelas Josua.

Selain itu pemerintah juga diperkirakan akan tetap mempertahankan harga BBM bersubsidi sehingga inflasi dari harga yang diatur pemerintah diperkirakan stabil. "Jadi secara keseluruhan inflasi akhir tahun 2018 diperkirakan tetap terkendali dalam kisaran 3,5%±1%," jelas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi