KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah kembali membuka lelang proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi di mana tercatat sudah dua kali tak kunjung mendapatkan investor. Pengamat Infrastruktur dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengatakan bahwa daya tarik investor terhadap proyek jalan tol terbagi menjadi dua,
pertama, terkait bangkitan lalu lintasnya. “Investor pasti melihat bagaimana masalah bangkitan lalu lintasnya ke depan jika mereka mengambil pelajaran dari Jalan tol trans Jawa yang belum semuanya mencapai target LHR (lalu lintas harian) sesuai perkiraan investasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Kedua, Yayat mengatakan bahwa daya beli masyarakat alias kemampuannya dalam membayar tarif tol yang relatif tinggi sementara kemampuan melakukan perjalanan sangat rendah. Dia mencontohkan, pada angkutan logistik misalnya, banyak pengguna jalan tol dari Jakarta ke Surabaya lebih condong keluar tol Karawang dan memilih lewat jalur pantura untuk menghemat biaya tol.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Bangun 23 Ruas Jalan Tol Dalam 10 Tahun Terakhir “Sementara jalan tol yang sudah dibangun sebelumnya, yang tadinya mau dijual sebagian sahamnya juga kurang dilirik karena LHR yang rendah,” kata Yayat. Menurut Yayat, diperlukan skema pembiayaan yang mampu melindungi investor dari kerugian. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan insentif dan kompensasi lain untuk menarik investasi. Selain itu, lanjut Yayat, peran pemerintah daerah juga dituntut berkontribusi untuk membuat bangkitan kawasan ekonomi baru di koridor jalan tol. “Salah satu penyebab naiknya pembiayaan pembangunan jalan karena faktor inflasi dan pembebasan tanah. Investor perlu jaminan atas investasinya dari pemerintah sebagai cara melindungi investasinya,” tandasnya. Untuk diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melelang Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,84 kilometer (Kmn). Berdasarkan pengumuman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) beberapa waktu lalu, proses lelang tersebut masuk pada tahap Prakualifikasi sampai 1 Oktober 2024. “Proses Prakualifikasi akan dilakukan secara elektronik. Peminat dapat melakukan pendaftaran pada jam kerja (pukul 08.00-16.00 WIB) mulai Jumat, 6 September 2024 hingga Senin, 30 September 2024,” tulis pengumuman BPJT. Adapun perkiraan nilai investasi proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi meningkat dari Rp 24,6 triliun menjadi Rp 25,4 triliun. Investor yang tertarik untuk proyek ini bakal melakukan pendanaan, perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi sesuai porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) serta pengoperasian dan preservasi untuk keseluruhan ruas jalan.
Baca Juga: Adhi Karya Tuntaskan Pembangunan Tol Solo-Yogya-YAI seksi I Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati