JAKARTA. Industri asuransi yang selama ini gembar-gembor memberikan perlindungan keuangan, ada baiknya introspeksi diri. Sebagai institusi keuangan, sudah sepatutnya pengelolaan perusahaan asuransi mengutamakan prinsip kehati-hatian. Nah persoalannya prinsip kehati-hatian ini bukan cuma tercermin dari seleksi risiko yang baik, tetapi juga dari kondisi modal masing-masing perusahaan. Kok bisa? Munir Sjamsoedin, pengamat asuransi mengatakan, perusahaan asuransi dengan permodalan mapan akan terdorong untuk menghasilkan Return on Investment (RoI) yang tinggi. “Untuk mendapat RoI yang tinggi, caranya mempertebal retensi risiko yang ditahan sendiri,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/2). Modal yang dimiliki perusahaan asuransi menjadi faktor kunci untuk menentukan besaran batas retensi. Itu artinya, perusahaan bermodal mapan, tentu kemampuannya dalam menahan risiko akan lebih besar. Sebaliknya, perusahaan bermodal mini, kemampuannya menahan risiko pun menjadi lebih terbatas. Ini seperti hukum alam.
Pengamat: institusi keuangan kok cekak
JAKARTA. Industri asuransi yang selama ini gembar-gembor memberikan perlindungan keuangan, ada baiknya introspeksi diri. Sebagai institusi keuangan, sudah sepatutnya pengelolaan perusahaan asuransi mengutamakan prinsip kehati-hatian. Nah persoalannya prinsip kehati-hatian ini bukan cuma tercermin dari seleksi risiko yang baik, tetapi juga dari kondisi modal masing-masing perusahaan. Kok bisa? Munir Sjamsoedin, pengamat asuransi mengatakan, perusahaan asuransi dengan permodalan mapan akan terdorong untuk menghasilkan Return on Investment (RoI) yang tinggi. “Untuk mendapat RoI yang tinggi, caranya mempertebal retensi risiko yang ditahan sendiri,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/2). Modal yang dimiliki perusahaan asuransi menjadi faktor kunci untuk menentukan besaran batas retensi. Itu artinya, perusahaan bermodal mapan, tentu kemampuannya dalam menahan risiko akan lebih besar. Sebaliknya, perusahaan bermodal mini, kemampuannya menahan risiko pun menjadi lebih terbatas. Ini seperti hukum alam.