Pengamat: Kalau bukan Ical, lebih cocok Priyo



JAKARTA. Sampai saat ini keputusan Golkar sepenuhnya masih di tangan Aburizal Bakrie (Ical). Andar Nubowo, Direktur Eksekutif IndoStrategi menilai, strategi Golkar mengajukan Akbar Tandjung bukan Aburizal, potensinya sangat kecil.

Andar berasumsi, Golkar seharusnya mengusung tokoh yang persepsinya baik dan tidak menimbulkan kontroversi di internal Partai Golkar.

"Begini, meskipun secara basis Akbar Tandjung lebih kuat dibandingkan Aburizal Bakrie, namun secara politis yang menandatangani dan melegitimasi adalah Aburizal Bakrie, menurut saya akan sulit. Apalagi jika Aburizal Bakrie menyerahkan kursi cawapres kepada Akbar Tandjung. Karena kedua orang ini adalah rival," kata dia, Rabu (7/5).


Menurut Andar, sekalipun Aburizal Bakrie mundur dari pencapresan, ia akan menunjuk orang-orang terdekat yang dipercayai untuk menggantikannya. Alhasil dengan kekisruhan internal Golkar tersebut, Andar menilai jalan terbaik adalah Golkar mengusung kandidat yang bisa diterima, dekat, dan disetujui segenap elemen partai.

"Saya rasa seharusnya yang nantinya tokoh yang terpilih dari Golkar, yang resepsinya baik. Tokoh yang bisa diterima segenap elemen atau semua fraksi dari Partai Golkar."

Dari beberapa nama, Andar menyangsikan sosok Priyo Budi Santoso untuk menggantikan Aburizal mengingat Priyo pun tersangkut beberapa kasus.

Andar menilai, salah satu kader Golkar Hajriyanto Tohar juga bisa diterima internal Golkar. "Mungkin saat ini yang bisa diterima seluruh elemen partai itu Hajriyanto Tohari, ,eskipun dia tidak punya basis," 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia