KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengidentifikasi adanya 'kebocoran' LPG 3 kg dari jalur distribusi resmi hingga ke tingkat pengecer. Jumlahnya sekitar 1,5 juta ton. Pengamat menilai hal ini disebabkan karena sistem distribusi yang tidak tepat. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai kebocoran LPG 3 kg sebanyak 1,5 juta ton dari jalur resmi karena sistem distribusi terbuka. Artinya siapa saja bisa mengakses produk subsidi tersebut. Akibatnya, selain salah sasaran konsumen, LPG melon juga rentan penyelewengan. “Jika penyelewengan ini bisa sampai 1,5 juta ton, jumlah besar, saya yakin ini ada kerja sama dengan pihak orang dalam Pertamina karena tidak mungkin kebocoran sebanyak itu diperoleh di pasar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Pengamat: Kebocoran 1,5 Juta Ton LPG 3 Kg Akibat Sistem Distribusi Terbuka
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengidentifikasi adanya 'kebocoran' LPG 3 kg dari jalur distribusi resmi hingga ke tingkat pengecer. Jumlahnya sekitar 1,5 juta ton. Pengamat menilai hal ini disebabkan karena sistem distribusi yang tidak tepat. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai kebocoran LPG 3 kg sebanyak 1,5 juta ton dari jalur resmi karena sistem distribusi terbuka. Artinya siapa saja bisa mengakses produk subsidi tersebut. Akibatnya, selain salah sasaran konsumen, LPG melon juga rentan penyelewengan. “Jika penyelewengan ini bisa sampai 1,5 juta ton, jumlah besar, saya yakin ini ada kerja sama dengan pihak orang dalam Pertamina karena tidak mungkin kebocoran sebanyak itu diperoleh di pasar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).