KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian pandemi Covid-19 dan perekonomian di Indonesia dinilai akan mempengaruhi waktu pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, Kementerian BUMN menyebut ada 14 anak BUMN yang didorong untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2022 nanti. Khusus tahun ini, setidaknya ada 4 anak BUMN yang diyakini dapat melaksanakan IPO, antara lain PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina International Shipping, anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di bidang sarana infrastruktur, dan Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, situasi pasar modal sampai kuartal III-2021 masih tergolong berat karena dampak lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan sehingga proses pemulihan ekonomi berjalan lambat. Kondisi ini tentu mempengaruhi laju kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengamat menilai IPO anak usaha BUMN idealnya dilakukan pada awal tahun 2022
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian pandemi Covid-19 dan perekonomian di Indonesia dinilai akan mempengaruhi waktu pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, Kementerian BUMN menyebut ada 14 anak BUMN yang didorong untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2022 nanti. Khusus tahun ini, setidaknya ada 4 anak BUMN yang diyakini dapat melaksanakan IPO, antara lain PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina International Shipping, anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di bidang sarana infrastruktur, dan Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, situasi pasar modal sampai kuartal III-2021 masih tergolong berat karena dampak lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan sehingga proses pemulihan ekonomi berjalan lambat. Kondisi ini tentu mempengaruhi laju kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).