Pengamat Menyoroti Investasi BUMN ini Setelah Tiktok Akuisisi Tokopedia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merilis laporan keuangan proforma per kuartal III-2023. Perubahan ini sehubungan dengan lepasnya kendali PT Tokopedia dalam ekosistem GOTO. 

Berdasarkan laporan proforma tersebut, rugi bersih GOTO menjadi Rp 88,05 triliun. Membengkaknya rugi bersih emiten teknologi ini sehubungan dengan adanya penyesuaian dan eliminasi lainnya sebesar Rp 81,3 triliun. 

Angka penyesuaian dan eliminasi lainnya itu termasuk pembalikan goodwill sebesar Rp 76,6 triliun. Namun kerugian tersebut tidak mencerminkan kinerja keuangan Grup GOTO sesungguhnya.


Adapun penyesuaian yang dilakukan emiten teknologi hingga catatan goodwill ini merupakan penyesuaian akuntansi yang harus dilakukan GOTO usai TikTok resmi mencaplok Tokopedia. 

Pengamat Pasar Modal Yanuar Rizky menjelaskan secara akuntansi goodwill tersebut akan dicatatkan negatif di GOTO, sementara di pihak Tokopedia akan tercatat positif. 

"Jadi tidak ada duitnya memang. Memang hanya Tiktok lebih besar dari Goodwill-nya," ucap dia, Selasa (6/2). 

Yanuar menyoroti soal investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di GOTO melalui PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel. Pasalnya, TLKM masih membukukan rugi yang belum terealisasi. 

Dalam laporan keuangan TLKM per 30 September 2023, Telkomsel mencatatkan nilai wajar investasi di GOTO dengan menggunakan nilai pasar saham GOTO sebesar Rp 85 per saham.  TLKM mencatatkan jumlah rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO per 30 September 2023 mencapai Rp 142 miliar. 

“Uang BUMN malah keluar jalur karena diinvestasikan ke saham gorengan, bukan sebagai agent of development mengangkat masalah kemiskinan struktural rakyatnya,” kata Yanuar. 

Yanuar menambahkan. kinerja perusahaan GoTo tidak tergambarkan kepada publik seutuhnya. Bisnis sesungguhnya sejak GoTo berkeinginan melantai di bursa, urai Yanuar, seakan hanyalah bisnis jualan saham, bukan berdasarkan apa yang dibaca dari keuntungan bisnis perusahaan tersebut.

“Kalau mainan valuasi, ya ini bisnisnya jualan saham dengan harga digoreng pakai aksi korporasi, bukan dari deviden keuntungan bisnisnya. Bisa kita uji inkonsistensi berpikirnya, waktu Pra IPO revaluasi Goodwill sesuai PSAK 22 dilakukan dengan merger Gojek dan Tokopedia, sehingga ada Goodwill,” kata dia.

“Karena, setelah dimerger (Gojek - Tokopedia), sekarang dilepas lagi ke Tiktok. Dan, Tiktok lah yang dalam posisi revaluasi. Jadi, investasi Tiktok karena revaluasi lah, buktinya dilusi saham GoTo di tiktok. Jadi, ini makin menunjukan ekonomi digital yang dimaksud, adalah bisnis jualan saham bukan membangun ekosistem (digital). Dan, posisi pemegang saham GoTo dan uang BUMN Telkom via Telkomsel beli mahal ada disini dalam posisi unsecure,” ucap Yanuar.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah pernah menyampaikan bahwa investasi tersebut lebih difokuskan pada penguatan sinergi antara GOTO dan Telkomsel. 

Memang tidak bisa dipungkiri pergerakan harga saham GOTO akan tercatat dalam laporan keuangan TLKM. Namun Ririek menegaskan kinerja operasional Telkom tidak akan terganggu. 

"Di balik itu kami prioritaskan sinerginya. Jadi sinergi itu terus bertumbuh dari tahun ke tahun hingga sekitar 25%," jelasnya saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (26/10). 

Ririek menjelaskan kerja sama dengan GOTO ini akan menghasilkan pendapatan tambahan untuk Telkomsel, jika sinergi terus ditingkatkan maka finansial Telkomsel juga akan terdorong.  Atas kerja sama ini, Telkomsel memberikan paket layanan khusus untuk mitra pengemudi Gojek dan GoCar. Paket Gojek Telkomsel ini dikenal juga dengan Paket Swadaya Telkomsel. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Lamgiat Siringoringo