KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi memperingatkan agar rencana merger PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) ke dalam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) tidak tergesa-gesa. Pengamat ekonomi Tubagus Raditya menilai sebaiknya setiap pihak menahan diri untuk melakukan merger. Sebab, saat ini Bank BJB misalnya, masih melakukan tahapan persiapan due diligence (uji kelayakan) selama 2-3 bulan. “Jangan terlalu dini membicarakan proses merger, karena ini yang menjadi sebuah bahasa yang kurang tepat, sehingga mengganggu harga saham Bank BJB. Jadi jangan dulu bicara tentang merger, kalau LOI iya betul. tahapan-tahapannya untuk keputusan merger itu masih ada 2 sampai 3 bulan lagi,” kata Raditya dalam keterangannya, Selasa (5/5). Baca Juga: Hendak registrasi dan aktivasi Mandiri Online? Begini caranya
Didit mengatakan, proses persiapan due diligence yang akan dilakukan pun harus berjalan secara cermat, rinci, dan transparan. Serta, dilakukan oleh perusahaan atau institusi yang kredibel. Sehingga, ketika hasil due diligence itu dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), keputusan atau kesepakatan yang diambil bisa tepat dan menguntungkan kedua belah pihak secara merata. Sebaliknya, apabila hasil due diligence itu ternyata tidak menguntungkan untuk Bank BJB, kata Didit, opsi yang tepat adalah melakukan akuisisi ketimbang merger. “Kalau memang ini melihat ternyata entitasnya sama, sama-sama untung bisa merger," katanya. Menurut Didit, isu merger yang tengah merebak di masyarakat saat ini, bisa berdampak buruk terhadap perdagangan saham Bank BJB. Maka dari itu, semua pihak harus menanggapi isu tersebut dengan bijak, agar tidak kemudian memberikan efek buruk terhadap harga saham Bank BJB. “Ini yang harus kita jaga. Jangan sampai isu merger ini menjadi tekanan terhadap harga saham di Bank BJB di bursa,” katanya.